Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyapu

25 Mei 2020   09:38 Diperbarui: 25 Mei 2020   09:52 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi ini.. Cerah bersama ayam yang beramai-ramai.. 

Mengais sampah-sampah yang gunung.. 

Berserakan semua.. 

Berhamburan semua.. 

Di mana-mana sampah ...

Di mana-mana daun berserakan.. 

Memang tak sepanen.. Setelah hujan badai seminggu yang lalu.. 

Saatnya ku pegang sapu.. 

Ku sapu.. Setiap sela-sela batu.. Yang sulit di jangkau sapu lidi.. 

Harus ku tekan... Baru ku sapu.. Dengan sekuat hati

Sampai liriknya hampir patah.. 

Meski lentur.. Agak kaku.. Tak sekaku hati yang mengeras.. Tuk melawan kemalasan diri.. Di atas kasur yang empuk.. 

Mengeras tertindih badan yang berat.. 

Diantara kerikil dan tanah.. Daun kering yang berjatuhan masih bersembunyi.. 

Sambil ku usir gerombolan ayam agar tembolok nya.. 

Terisi penuh.. Sangat kenyang... 

Kenyang karena tuannya masih tertidur pulas.. 

Semalam begadangan.. Saat lapar setelah kenyang tidur kembali.. 

Sekarang ayamnya. Harus mengais.. 

Meraup makanan yang banyak sampai di usir... Banyak.. Orang.. 

Masih terpernjat di mataku sambil ku sapu... 

Daun kering yang masih berserakan... 

Ku sapu ku kumpulkan.. 

Di suatu tempat... 

Di situ sampah terkumpul... 

Menggunung.. 

Menjadi humus yang menyuburkan tanaman kembali.. 

Hasilnya dan buahnya bisa ku panen di antara phon ketela dan singkong...

Bentol dan pohon mangga,.. Yang mulai mengembang.. 

Diantara rumput hijau.. Kunir putih yang mengering.. 

Ku panen..  ku tumbuk.. Untuk obat jamu.. 

Rimbunnya daun sembukan yang menjalar.. 

Bisa ku panen lebat daunnya.. 

Menjalar di pohon srikaya yang berbuat lebat.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun