Pagi itu.. Banyak daun kering berserakan..
Berhamburan di halaman.. Ku sapu dengan bersih..
Ku masukkan ke tempat sampah..
Bekas lubang yang di buat..
Ku kayuh sepedaku.. Ke tempat biasa..
Kumpulan bungkusan sembako..
Banyak uluran tangan dari alumni..
Yang peduli tuk berbagi..
Bagi adik-adiknya.. Yang sekarang ini..
Terhimpit kemiskinan..
Terdampak dari pandemi..
Dua hari lalu.. Ku WA mereka.. Juga guru yang lain ikut bekerjasama..
Ku ketuk hati mereka.. Ku beritahu kondisi adik-adiknya..
Hari ini mereka sukses.. Berhasil.. Membantu
Adik-adik kelasnya.. Ditengah kesulitan ini.
Terimakasih atas kepedulianmu nak
Moga ketika adikmu sukses dan berhasil seperti dirimu
Kelak mereka juga mau berbagi untuk yang lain juga..
Memang kami hanya bisa mengetuk sebagian kecil dari penghasilan mu..
Tapi itu sangat berarti bagi mereka semua..
Itu sangat bermanfaat bagi mereka semua..
Walau itu juga berdampak pada pemasukan mu setiap hari..
Ketulusanmu lah yang mereka kuat..
Untuk bertahan hidup..
Ketulusan hatimu lah yang bisa meringankan beban mereka dan keluarganya..
Memang di pelajaran dulu hanya pengetahuan yang terus kami asah sampai kau bosan..
Tapi kali ini dan hari ini.. Kau selalu membuktikan pada kami..
Buah dari kepedulianmu terhadap sesama..
Dari tingkah laku bapak ibu gurumu dulu..
Dari sebungkus sembako ini kedermawanan mu yang besar terbukti
Kemurahan hati Nya terpancar pada kalian semua..
. kesederhanaanmu tuk berbagi..
Sinarnya telah terpancar pada adik-adikmu yang menjaga jarak ber masker tertib..
Meski sekolah sangat sepi tanpa mereka..
Yang menikmati di rumah saja untuk belajar..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H