Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelukis Sepi

1 Mei 2020   11:43 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di taman kota yang sepi

Bangku dan gazebo  mulai kotor di taman lalu lintas ...

Mainan anak-anak mulai terdiam tanpa tertiup angin kehangatn anak-anak..

Sepi di air mancur yang gemerincing

Memecah malam bersama  bisingnya kendaraan tak kunjung usai,, berlalu di jalan raya ..

Hening di pohon beringin bercampur sendunya pedagang kaki lima yang kehilangan pembelinya...

Pelanggannya yang tetap di rumah saja..

Tinggal kita yang duduk terdiam

Bersama bintang malam..

Bersama paduan simponi malam sang katak di dalam air mancur..

Selepas hujan tadi..dingin merasuk di kalbu hati kita yang membutuhkan kehangatan..

Dalam secangkir teh kecupan di gelas.. yang hangat dar pedang kopi..

Kesukaanmu sayiang..

Saatnya kita berjanji dalam hangatnya uap teh..

Sebentar lagi mendingin oleh diamnya dirimu

Masih teringat kekalutan orang tuamu yang tak sepakat..

Dengan impian bintang cita-citamu yang tertunda..

Kau capai...dengan suara burung hantu di dahan beringin..

Menunggu bintang jatuh..

Biarkan pelukis malam mengeluarkan bintang-bintangnya

Saat bercengkraman di gazebo ..teh hangat mendingin..

Saat ku tangkap uapnya yang hangat kutepukkan padamu..

Tuk kuatkan  cahaya harapanmu yang meredup..

Moga kembali terang semangatmu bangkit kembali...

Dalam sebuah  rindu akan cinta mu yang terluka..

Tentang hidupmu bahteramu yang retak terpaan

Nahkodanya berpindah ke kapal yang lainnya..

Ini sebuah kisah tentang kita,waktu yang menggilas,kebersamaan yang abadi..

Saat esok kabut tebal memisahkan jarak kita kembali

Dalam kesibukan duniamu yang penuh kerumitan hidup..

Dan aku dengan duniaku.. sahabat lama..teman malamku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun