Di taman kota yang sepi
Bangku dan gazebo mulai kotor di taman lalu lintas ...
Mainan anak-anak mulai terdiam tanpa tertiup angin kehangatn anak-anak..
Sepi di air mancur yang gemerincing
Memecah malam bersama bisingnya kendaraan tak kunjung usai,, berlalu di jalan raya ..
Hening di pohon beringin bercampur sendunya pedagang kaki lima yang kehilangan pembelinya...
Pelanggannya yang tetap di rumah saja..
Tinggal kita yang duduk terdiam
Bersama bintang malam..
Bersama paduan simponi malam sang katak di dalam air mancur..
Selepas hujan tadi..dingin merasuk di kalbu hati kita yang membutuhkan kehangatan..
Dalam secangkir teh kecupan di gelas.. yang hangat dar pedang kopi..
Kesukaanmu sayiang..
Saatnya kita berjanji dalam hangatnya uap teh..
Sebentar lagi mendingin oleh diamnya dirimu
Masih teringat kekalutan orang tuamu yang tak sepakat..
Dengan impian bintang cita-citamu yang tertunda..
Kau capai...dengan suara burung hantu di dahan beringin..
Menunggu bintang jatuh..
Biarkan pelukis malam mengeluarkan bintang-bintangnya
Saat bercengkraman di gazebo ..teh hangat mendingin..
Saat ku tangkap uapnya yang hangat kutepukkan padamu..
Tuk kuatkan cahaya harapanmu yang meredup..
Moga kembali terang semangatmu bangkit kembali...
Dalam sebuah rindu akan cinta mu yang terluka..
Tentang hidupmu bahteramu yang retak terpaan
Nahkodanya berpindah ke kapal yang lainnya..
Ini sebuah kisah tentang kita,waktu yang menggilas,kebersamaan yang abadi..
Saat esok kabut tebal memisahkan jarak kita kembali
Dalam kesibukan duniamu yang penuh kerumitan hidup..
Dan aku dengan duniaku.. sahabat lama..teman malamku..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI