Ku teringat perjamuanMu yang terakhir kalinya,,
Bersama murid-muridMu.. dengan banyak misteri..
Misteri agar kami menggali makna dalam keidupan sehari-hari..
Sebagai murid... yang harus setia pada karya dan pekerjaan kami
Sebagai murid yang suatu saat menjadi guru teladan bagi para murid kita..
Agar tumbuh dan seperti pohon yang berbuah lebat kebaikan yang dapat dibagikan ke orang lain..
Dan benih kasihNya tertanam dengan subur dihati diutus dalam kehidupan sehari-hari..
Kau yang mau mengorbankan tubuh dan darahMu
Menyadarkan akan kerelaan kami untuk berkorban,peduli,solider,simpati terhadap sesama...yang terkucilkan yang terkena wabah covid19..
Kau membasuh dengan kesungguhan hati..
Pesan untuk melayani sesama yang terasingkan, menolong sesama,terkucilkan..
Dengan kesetiaan hati kau ajak kami untuk berjaga dan berdoa,,bersamaMu...sesuai Kehendak Bapa..
Dalam keheningan malam yang sepi dan mecekam sebelum kau ditangkap...dan dikhianati.. oleh seorang MuridMu..
Dalam permenungan...diri..dalam kesuciaan hati yang berlumur dosa..
Ku tersadar akan cikal bakal perayaan Ekaristi ...
Dalam perjamuan malam terakhirMu..
Dengan kenangan yang tak terlupakan akan sengsara WafatMu diSalib ..
Berkat kasihMu yang melimpah dan tanpa batas
Kurendahkan diri untuk semakin rendah hatiku
PelayananMu yang tanpa batas..mengajarkan kami untuk saling melayani dengan setulus hati..saling bekerjasama,tanpa membedakan kaya atau pun miskin dihadapan Bapa..
Terimakasih ya Bapa betapa agungNya makna penerimaan Tubuh dan DarahMu....dalam kenangan rohani yang tak terlupa ..
Ngawi,09042020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H