Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Pohon Mangga Belakang Rumah

31 Maret 2020   08:05 Diperbarui: 31 Maret 2020   08:10 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau menjulang tinggi labat daunmu 

membuat kesejukan hatiku saat dalam kepenatan hidup..

kegundahan terobati saat setiap pagi di hinggapi .. berbagai macam nyanyian burung

kutilang yang setiap pagi mengajak teman-tamannya datanghingga di setiap rantingmu..

Bersama balutan pohon merambat dengan lebatnya menutupi batang dan rantingmu...bersatu menghiasi Bersama daunmu

indahnya si derkuku ikut plang melantunkan suara merdunya..

si cocak dan trucuk pun ikut serta menyautnya seenak sendir..

burung emprit bercuit... menggosip tetangga  di pagi hari yang indah..

ayam pun kenapa ikut serta di bawah ingin rasanya memanjat..

sambil memakan buah timunmas yang mejalar liar dijatuhkan kutilang dan trucuk..

pohon besarmu berlilitkan sampai ujung rantingmu ..pohohon buah naga ungu..

yang indah dan harum saat berbunga..

selalu kami nantikan buahnya saat matang...dan selalu di tunggu burung-burung yang lain..

tahun ini berbuah lebat dan melimpah daripada tahun lalu..

moga tahun depan juga lebih banyak lagi..

daun lebatmu seolah menutupi buah naga..

rupanya tahun lalu si mangga tak berbunga dan berbuah... moga tengah tahun ini kau  berbuah melimpah pada waktunya..

kau di balut tak hanya pohon buah naga dan buah timun mas..

tapi rupanya anggrek pun ikut serta yang tanam ibuku..

berbunga sepanjang tahun.. dengan indah dan menawan hati 

bau sedapnya.. sungguh membuat hatiku tentram...

di samping kananmu pohon pisang yang kokoh.. bertunas dua.. se meter lebih..

daunnya menjulang tinggi melengkung bertuntut dan berbuah.. mungil..

moga 3-4 bulan lagi berbuah banyak dan bias dipetik...

trimakasih pohon manggaku.. meski buahmu tak sebesar manalagi, seenak gadung,  seharum kueni...

tapi kau melindungi rumah kami dari badai hujan lebat..yang sudah tua.. dimakan usia..

walau buah mu sengir... harum.. enak di makan saat matang...

terimakasih pohon manggaku...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun