Setelah carikan-carikan kertas itu ditulisi, lalu disortir dan dikelompokkan dengan menulis tagar sesuai tema; apakah berhubungan dengan ide atau agenda; atau berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu. Selanjutnya, barulah kita mengambil keputusan mana yang akan digunakan dalam agenda berikutnya dan mana yang akan dibuang. Begitu seterusnya dengan coret-coretan berikutnya.
Keunggulan
Dibanding menggunakan smartphone atau tablet dengan pen khususnya, memo kertas bekas pasti lebih murah bahkan gratis. Dengan mendaur ulang limbah di rumah atau kantor, kita juga berarti ikut mengurangi konsumsi kayu yang berasal dari hutan.
Mencoret-coret dengan alat tulis apapun rasanya lebih fleksibel dalam menjembatani konten dalam perangkat gawai dengan isi dalam otak kita, atau dengan pembicaraan/diskusi. Gawai memang bisa merekam suara atau gambar, tapi dalam keseharian banyak hal penting yang hanya elok kita ingat saja dan lalu ditulis untuk membantu menguatkannya.
Lewat teks tertulis kita juga tidak memerlukan printer untuk mencetak. Sebaliknya, apa yang tertulis bisa kita digitalisasi dengan cara dipindai atau difoto.
Demikianlah seputar manfaat kertas bekas yang masih bisa kita gunakan untuk membantu mengelola kegiatan sehari-hari. Semoga dengan pemanfaatan limbah dan pengurangan angka screen time ini bisa bersinergi dengan produktivitas dan di sisi lain mengurangi penggunaan energi berlebih yang sia-sia di Indonesia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H