Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka Program Studi Dokter pada tahun ini. Perguruan tinggi yang berlokasi di kota hujan ini juga menyediakan  beasiswa sebanyak 20% kuota dari mahasiswa angkatan perdana (Kompas, 05 Agustus 2023).
Menyitir media yang mengabarkannya, kedokteran IPB masih berkaitan dengan dunia pertanian. Selain untuk menjawab kebutuhan tenaga medis dan pernah berkontribusi penting pada masa pandemi; IPB menawarkan konsep biofarmaka dan pengobatan agro-herbal yang menjadi pembeda fakultasnya dengan fakultas sejenis dari universitas lain.
Sebelumnya, IPB sudah memiliki Fakultas Kedokteran Hewan yang masih bertautan dengan dunia pertanian yang mencakup perikanan dan peternakan. Bahkan FKH ini adalah salah satu fakultas tertua yang menjadi cikal bakal IPB setelah lepas dari naungan Universitas Indonesia.
Dengan semakin beragamnya cakupan program studi yang ada, apakah nanti IPB akan berubah status menjadi universitas?
Ternyata memang IPB sudah menjadi universitas yaitu "IPB University" pada tahun 2019 lalu (Detik.com, 30 Januari 2019). Konteks penautan kata universitas  yaitu sebagai rebranding untuk menjangkau 'pasar' yang lebih luas dan agar tidak terkungkung oleh pemaknaan sempit kata pertanian. Tambahan pula, ada pemicu lain yaitu dualisme terjemahan IPB ke dalam bahasa Inggris antara Bogor Agricultural Institute dan Bogor Agricultural University.
Tidak disebutkan apakah perubahan nama itu mencakup juga perubahan status badan hukum. Pada laman resmi IPB ada dua macam penyebutan, IPB University dan IPB saja seperti nama semula.
Dilema institut-universitas
Terlepas dari masalah marketing dan dualisme terjemahan tadi; ada hal mengganggu saat menyebut  IPB University secara logika bahasa. IPB adalah singkatan dari Institut Pertanian Bogor dan IPB University jika diterjemahkan balik menjadi Universitas IPB atau ... Universitas Institut Pertanian Bogor!
IPB yang juga sebagai badan usaha memang merupakan sebuah jenama yang sangat melekat. Namun jangan, lupa dalam nama itu terdapat makna status klasifikasi (perguruan tinggi) yaitu institut. Berbeda jika anasir nama asal itu tidak berkaitan dengan status.
Sebagai contoh, tak ada masalah ketika nama Universitas Brawijaya diterjemahkan menjadi Brawijaya University dalam bahasa Inggris. Universitas Indonesia padanannya adalah University of Indonesia. Kemudian, Universitas Gajah Mada menjadi Gajah Mada University.
Perbedaan kategori institut dengan universitas ini tidak secara tegas termaktub dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Â Akan tetapi Undang-undang No. 12 Tahun 2012 menyebutkan ada 6 bentuk perguruan tinggi di Indonesia yaitu: universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, Â dan akademi komunitas. Masing-masing memiliki kriteria sendiri.
Universitas menurut undang-undang adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik, vokasi, dan boleh juga profesi; dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknik.
Berbeda tipis dengan definisi universitas di atas, rumpun ilmu dalam pengertian institut dibatasi oleh kata 'tertentu' sehingga membentuk sebuah cakupan yang lebih khusus. Tidak terdapat pembedaan jumlah fakultas seperti yang disebutkan dalam UU No. 21 Tahun 1961.
Mengacu pada ketentuan undang-undang maka bentuk perguruan tinggi harus jelas posisinya. Penamaan yang ambigu dalam kasus Universitas IPB mungkin belum krusial pada saat berbicara perguruan tinggi sebagai badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan marketing. Walaupun demikian, alurnya bagaimanapun perlu memperhatikan konsistensi dari aspek-aspek lain.
Kasus IAIN dan IKIP
Di Indonesia, peningkatan status perguruan tinggi dari institut menjadi universitas bukanlah hal yang baru. Berkaitan dengan perubahan nama, ada setidaknya 2 contoh yang dapat menjadi acuan yaitu kasus IAIN dan IKIP.
IAIN, Institut Agama Islam Negeri; sekarang berganti diri menjadi UIN, Universitas Islam Negeri. Jika dahulu IAIN menekankan pada kajian keislaman, di UIN sekarang ada fakultas ekonomi, fakultas teknik, dan ada pula kedokteran. Namun demikian jati diri asalnya yang berbasis keagamaan (Islam) itu tidak serta merta hilang paradigmanya sehingga masih terbawa dalam nama yang baru.
IKIP, Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, agak lain dengan IAIN.
Perguruan tinggi yang bergerak dalam wilayah pendidikan ini menghilangkan rasa pendidikan dalam jenama hasil perubahan meskipun fokus utamanya masih di bidang itu. IKIP Jakarta menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ); IKIP Semarang menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan seterusnya.
Bandung menolak tunduk pada dominasi penyebutan "universitas negeri" yang tidak menyinggung sama sekali kegiatan belajar mengajar. IKIP kota kembang konsisten mempertegas unsur pendidikan dan memilih nama UPI, Universitas Pendidikan Indonesia alih-alih Universitas Negeri Bandung. Tidak ada tambahan kata 'negeri' lagi di belakangnya karena brand UPIN nanti pada gilirannya pasti disomasi Malaysia.
Nama baru yang enak
Kembali ke kampus Dramaga.Â
Tidak ada satu perubahan yang dapat membawa semua kebaikan tanpa pengorbanan. Nama IPB memang salah satu nama besar yang sayang jika diganti dengan konsekuensi harus new branding. Sementara itu, mempertahankan nama lama demi memudahkan rebranding juga perlu mengakomodir konsekuensi yang lain.
Jika mengikuti skenario perubahan nama IAIN dan IKIP seperti di atas, nama baru yang tampaknya sesuai adalah Universitas Pertanian Bogor atau UPB. Dualisme terjemahan pun selesai, karena itu berarti jelas: Bogor Agricultural University. Logis secara status hukum dan tidak mengandung pertanyaan diam-diam.Â
Namun sayangnya jenama IPB sudah pasti hilang. Meskipun unsur 'PB'-nya masih ada (jati diri pertanian), tetapi 'UPB' harus berjuang dari nol lagi (new branding) agar cita rasanya tak kalah dengan 'IPB'.
Apakah bisa diakali supaya merk 'IPB' tetap ada dengan status baru sebagai universitas? Mungkin, dan syaratnya cuma satu: huruf 'i'-nya harus bukan bermaksud institut.
Bisa saja i-nya diganti dari institut menjadi insan. Kunyahnya tetap IPB yang berasal dari nama lengkap Universitas IPB, Universitas Insan Pertanian Bogor. Unsur institutnya hilang tetapi toh civitas academica di dalamnya masih insan-insan yang berkecimpung dalam ilmu pertanian. Dalam bahasa Inggris pun semakin mantap sebagai IPB University tanpa waswas ada pertanyaan lanjutan. Lho, bukannya IPB itu institut?
Ada banyak konsekuensi ketika nama atau jenama harus berubah. Pada saat yang sama, dalam setiap konsekuensi yang dipilih ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H