Lionel Messi akhirnya berhasil mengangkat trofi Piala Dunia setelah mengalahkan Prancis 3-3 (4-2). Melewati drama adu penalti, La Pulga membuktikan satu pencapaian penting yang membedakannya dari kompetitor Greatest Of All Time soccer, Cristiano Ronaldo.
Final epik antarbenua ini bisa dikatakan sangat mendebarkan. Sempat diwarnai 8 kartu kuning --5 Argentina, 3 Prancis-- skuad wakil timnas Eropa tak berhasil menggagalkan keunggulan gol Amerika Latin.
Dalam babak normal kapten Argentina membuka kemenangan lewat tendangan penalti menit ke-23. Selisih gol kemudian bertambah setelah 10 menit berikutnya Di Maria memperkuat keunggulan.
Sayang sekali pada babak kedua Kylian Mbappe mencetak dua gol beruntun dalam tempo singkat. Membalas penalti pertama Messi, Mbappe memperkecil kekalahan jadi 2-1 pada menit ke-80. Menit berikutnya lagi-lagi superstar muda PSG menjebol gawang Albiceleste.
Skor  2-2 memaksa pertarungan lanjut ke babak tambahan. Pada babak ini sejumlah catatan skor terjadi.
Pada menit 109, Messi mencetak brace yang membawa lagi keunggulan untuk Argentina. Gol ini menjadikan Messi sebagai top scorer Argentina di Piala Dunia melewati catatan 10 gol Batistuta.
Tak kapok membayang-bayangi Messi, kembali Mbappe menyamakan kedudukan jadi 3-3 setelah berhasil mengeksekusi penalti menjelang bubaran babak extra time. Inilah hat trick final terbaru Piala Dunia setelah yang pertama oleh Geoff Hurst  pada tahun 1966.
Geoff Hurst mengantarkan Inggris juara World Cup di tanah airnya sendiri. Tiga golnya ditambah gol Martin Stanford Peters menyegel trofi juara. Dua gol Jerman yang dicetak Helmut Haller dan Wolfgang Weber pada babak normal mentok tak bisa bertambah pada babak perpanjangan.
Baca: Kylian Mbappe GOAT Berikutnya pasca Era Messi-Ronaldo
Sejatinya Argentina memang relatif unggul jika melihat catatan statistik. Ketajaman Mbappe berhasil memaksa skuad Scaloni berlaga hingga titik darah gol yang penghabisan.
Catatan FIFA World Cup menunjukkan Argentina menguasai bola 55% berbanding 45% Prancis. Namun demikian tendangan mematikan Albiceleste berlipat dua dibanding torehan shots Tim Ayam Jantan.
Total ada 20 tendangan ke arah gawang yang dilakukan Argentina. Separuhnya yaitu sebanyak 10 merupakan shots on target. Prancis di sisi lain hanya mampu mengusahakan 10 percobaan dan hanya 5 yang tepat sasaran.
Argentina juga unggul dalam hal kerjasama.
Sebanyak 635 operan terjadi di lingkungan timnas ini. Tingkat keberhasilannya cukup tinggi yaitu sebanyak 82%. Prancis mencatat angka 531 operan dan hanya 77% yang bisa sampai ke alamat yang dituju.
Terlepas dari keunggulan catatan dan keberuntungan, Argentina saat ini meraih pencapaian lain atas nama kapten timnas mereka, Lionel Messi.
Setelah belasan tahun rivalitas Messi vs. Ronaldo, akhirnya Piala Dunia pertama jatuh juga ke tangan Messi. Ronaldo hanya mampu melangkah hingga babak 8 besar dan pulang setelah dikalahkan semifinalis nomor 4, Maroko.
Empat tahun berikutnya, Piala Dunia 2026, Messi masih mungkin main lagi. Usianya nanti menginjak 39, dan dengan catatan brace 2 gol finalnya hal itu bisa saja terjadi. Tetapi bagi CR7 terjun lagi di Piala Dunia rasanya mustahil. Dalam dua laga terakhir, pemain Portugal ini sudah menempati posisi cadangan.
Messi akhirnya berhasil meraih mimpi pada momen-momen terakhirnya sebagai pesepakbola profesional. Titel GOAT, Greatest Of All Time, semakin menemukan legitimasinya setelah sebelumnya berada di bawah bayang-bayang seniornya yaitu Diego Maradona.
Selamat buat Argentina dan juga sang kapten Albiceleste. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H