Sejatinya Argentina memang relatif unggul jika melihat catatan statistik. Ketajaman Mbappe berhasil memaksa skuad Scaloni berlaga hingga titik darah gol yang penghabisan.
Catatan FIFA World Cup menunjukkan Argentina menguasai bola 55% berbanding 45% Prancis. Namun demikian tendangan mematikan Albiceleste berlipat dua dibanding torehan shots Tim Ayam Jantan.
Total ada 20 tendangan ke arah gawang yang dilakukan Argentina. Separuhnya yaitu sebanyak 10 merupakan shots on target. Prancis di sisi lain hanya mampu mengusahakan 10 percobaan dan hanya 5 yang tepat sasaran.
Argentina juga unggul dalam hal kerjasama.
Sebanyak 635 operan terjadi di lingkungan timnas ini. Tingkat keberhasilannya cukup tinggi yaitu sebanyak 82%. Prancis mencatat angka 531 operan dan hanya 77% yang bisa sampai ke alamat yang dituju.
Terlepas dari keunggulan catatan dan keberuntungan, Argentina saat ini meraih pencapaian lain atas nama kapten timnas mereka, Lionel Messi.
Setelah belasan tahun rivalitas Messi vs. Ronaldo, akhirnya Piala Dunia pertama jatuh juga ke tangan Messi. Ronaldo hanya mampu melangkah hingga babak 8 besar dan pulang setelah dikalahkan semifinalis nomor 4, Maroko.
Empat tahun berikutnya, Piala Dunia 2026, Messi masih mungkin main lagi. Usianya nanti menginjak 39, dan dengan catatan brace 2 gol finalnya hal itu bisa saja terjadi. Tetapi bagi CR7 terjun lagi di Piala Dunia rasanya mustahil. Dalam dua laga terakhir, pemain Portugal ini sudah menempati posisi cadangan.
Messi akhirnya berhasil meraih mimpi pada momen-momen terakhirnya sebagai pesepakbola profesional. Titel GOAT, Greatest Of All Time, semakin menemukan legitimasinya setelah sebelumnya berada di bawah bayang-bayang seniornya yaitu Diego Maradona.
Selamat buat Argentina dan juga sang kapten Albiceleste. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H