Kemenangan Saudi dan Jepang sekarang juga terjadi di negara kawasan Asia. Namun demikian bolehlah disebut kemenangan itu terjadi di luar atmosfir rumah sendiri. Bukan seperti Korea saat menjadi tuan rumah.
Pertanyaan penting berikutnya adalah, mampukah timnas Asia melangkah lebih jauh di Qatar sekarang?
Jangan lupa, saat ini masih fase grup dan Argentina-Jerman masih bisa bangkit. Bolanya juga masih bundar dan nasib timnas manapun bisa berakhir masuk kotak kapan saja.
Harapan Indonesia
Dari 8 miliar manusia yang menghuni planet bumi, lebih dari separuhnya tinggal di benua Asia. Ada hampir 60%-an. Sisanya terbagi-bagi menghuni wilayah Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia.
Komposisi jumlah penduduk tersebut menerbitkan rasa penasaran bagaimana caranya mencari 11 pemain yang sanggup membawa pulang Piala Dunia ke Asia. Ke mana saja, pokoknya ke Asia.Â
Atlet Asia biasanya unggul dalam olahraga tertentu secara individu seperti bela diri kungfu, pencak silat, badminton (plus yang duet). Menjadi juara dunia di bidang sepak bola akan membuka horizon baru yang akan menyingkap pula perspektif-perspektif baru. Atau apakah ini merupakan persoalan genetik?
Seperti warga +62 juga rasa penasaran itu, bagaimana caranya menyeleksi 11 orang dari 275 juta, yang sanggup  qualified main di pildun. Asal boleh main saja dulu, tidak muluk-muluk. Atau sekurang-kurangnya juara Asia (tenggara) lah ...!
Semakin banyak wakil Asia yang berbicara di laga-laga puncak Piala Dunia maka rasa percaya diri timnas kita bisa terdongkrak. Asia bisa setara dengan Eropa dan Latin dalam prestasi sepak bola.
Meskipun hari-hari ini awan kelabu kembali menggelayut setelah insiden Kanjuruhan, tetapi harapan tak boleh putus. Pejabat Ketua PSSI boleh berganti-ganti, asal jangan membuat timnas Garuda jalan di tempat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H