Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Mengenal "Shin-taishin", Standar Bangunan Tahan Gempa di Jepang

23 November 2022   11:04 Diperbarui: 27 November 2022   11:45 4034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shin-taishin code dan karakteristiknya

Berdasarkan tahun terbitnya kebijakan bangunan tahan gempa, bangunan di Jepang secara umum terbagi dua golongan.

Kelompok bangunan tahan gempa kyu-taishin untuk kode bangunan sistem lama yang berdiri sebelum terbit peraturan tahun 1981. Kemudian kelompok shin-taishin yaitu bangunan dengan kode konstruksi standar baru sesuai revisi dalam Amandemen 1981. Taishin artinya tahan gempa.

Pada saat terjadi gempa Hanshin 1995 berkekuatan M 7,3, populasi bangunan kyu-shin yang mengalami kerusakan  berat sebesar 8,4%. Jumlah tersebut sangat besar berbanding bangunan shin-taishin yang hanya menderita kerusakan sebesar 0,3%. Bangunan di luar dua kategori tadi tentu menderita kerusakan lebih banyak.

Metode konstruksi bangunan tahan gempa di Jepang berdasarkan regulasi Shin-taishin 1981 (Grafis: Japan Property Central).
Metode konstruksi bangunan tahan gempa di Jepang berdasarkan regulasi Shin-taishin 1981 (Grafis: Japan Property Central).

Kategori bangunan shin-taishin sendiri terbagi lagi menjadi 3 berdasarkan metode konstruksinya.

  • Taishin : standar minimal bangunan tahan gempa. Metode ini` menggunakan palang, pilar, dan dinding lebih tebal untuk memperkuat struktur. Umumnya taishin diterapkan pada bangunan rendah.
  • Seishin : kontrol getaran. Metode ini direkomendasikan untuk gedung tinggi dengan ketentuan penggunaan damper untuk menyerap getaran saat gempa.
  • Menshin : sistem isolasi dasar bangunan. Menggunakan sistem yang mengisolasi struktur bangunan dari permukaan tanah di bagian dasar. Sistem ini lebih aman karena mencegah rambatan energi saat terjadi pergerakan tanah. Namun demikian metode ini mahal biayanya dan bersifat opsional.

Soal biaya memang menjadi perhatian juga karena membuat bangunan tahan gempa itu memerlukan ongkos tambahan sekitar 20%. 

Oleh karena itu Jepang sangat antusias dalam pengembangan teknologi tahan gempa yang lebih efektif, efisien, dan murah. Sejauh ini dunia mengakui bahwa Jepang adalah yang paling terkemuka di bidang ini.

Shinjuku Mitsui Building, salah satu contoh gedung tahan gempa di Tokyo, Jepang. Di bagian atas gedung ditempatkan beberapa bandul seberat 300 ton untuk menjaga keseimbangan struktur bangunan agar tidak kolaps (Foto: Planradar.com).
Shinjuku Mitsui Building, salah satu contoh gedung tahan gempa di Tokyo, Jepang. Di bagian atas gedung ditempatkan beberapa bandul seberat 300 ton untuk menjaga keseimbangan struktur bangunan agar tidak kolaps (Foto: Planradar.com).

Membudayakan bangunan tahan gempa

Sebagai negara anggota kawasan cincin api, (pemerintah) Indonesia harus menyadari bahwa ancaman dan potensi bencana tekto-vulkanik beserta turunannya itu bersifat konstan. Jenis bencana ini tidak dapat dihindari seperti banjir atau kebakaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun