Satu pekerjaan masih disorot pengamat yaitu sektor pertahanan meski  sudah ada peningkatan. Emiliano Martinez di bawah mistar dan bek tengah Cristian Romero hanya kebobolan 2 gol dalam 14 pertandingan terakhir. Konsistensi performa di lini belakang akan sangat menentukan.
Mengkonversi rivalitas pribadi menjadi kemenangan tim
Secara statistik Argentina dan apalagi Portugal belum sebanding dengan Brasil. Namun demikian Brasil yang dianggap sempurna juga nyatanya memiliki masalah sendiri kepercayaan diri ketika berada dalam tekanan. Sejak 2002 perjalanan tim selalu kandas di tangan tim Eropa dan hal itu bisa terjadi lagi di Qatar.
Selain fakta bahwa setiap tim yang kuat pun memiliki problem internal; Argentina-Portugal boleh berharap pada rivalitas pribadi Messi-Ronaldo agar dapat menjadi bahan bakar penggerak tim dalam melibas setiap lawan.
Semangat untuk menoreh sejarah saat ini di dalam dada Messi dan Ronaldo mungkin berkobar begitu hebat dan seharusnya dikonversi secara positif bagi semangat dan kinerja tim. Andai final Argentina-Portugal terwujud dengan Messi-Ronaldo bertarung di dalamnya, tentulah final itu akan menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola dunia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H