Dari beberapa pilihan yang ditawarkan, Soekarno ternyata lebih memilih rumah Jalan Pegangsaan 56 meskipun lokasinya dianggap kurang bergengsi dibanding rumah di Oranje Boulevard atau Van Heutsz Boulevard. Tujuan Soekarno memilih rumah di Pegangsaan Timur 56 yaitu agar dapat lebih banyak menampung tamu dan rakyat yang ingin bertemu. Jika kita lihat kondisi halamannya saat itu, memang rumah itu memungkinkan untuk menampung pengunjung dalam jumlah besar (Kompas.id, 17/8/2021).Â
Demikian keterangan sejarah menurut pengalaman Chaerul Basri dalam bukunya Apa yang Saya Ingat (2003). Menurut keterangan itu, hingga ditempati Soekarno pada tahun 1942, Rumah Proklamasi itu tampaknya belum berpindah tangan atau pemilik selain Mr. Feith dan sebelumnya F. M. van Asbeck.***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H