Sture Sando, Reporter Denmark (uefa.com, 5/7/2021):
Getting to the final will involve breaking down that defence (or taking Gareth Southgate's side to penalties at 0-0).
Mourinho gusar banget melihat selebrasi dansa Pogba usai mencetak gol ke gawang Swiss menit ke-75. Menurutnya, lini tengah Timnas Prancis itu tak punya rasa hormat pada pertandingan  yang masih berjalan.
Mantan pelatih Manchester United itu memang dikenal punya dendam lama sama Pogba. Meskipun demikian apa yang dibilang dipikir-pikir ada benarnya juga.
Ketika mantan anak asuhnya di MU itu mencetak gol, skor Prancis-Swiss sudah 3-1 dalam laga babak 16 besar itu. Cukup aman dan rasanya tak akan terkejar.
Namun usai tarian Pogba di lapangan itu Prancis seperti kena tulah. Swiss kemudian mampu mengejar 3-3 dan selebihnya sudah jadi sejarah. Prancis tersingkir lewat drama adu penalti.
Jika dalam tempo 15 menit saja Swiss mampu membuat tumbang raksasa Prancis, apatah lagi Denmark terhadap Inggris. Laga belum mulai dan seribu kemungkinan masih terbuka lebar.
Saat ini Inggris diunggulkan atas Denmark dalam laga semifinal nanti 8 Juli (waktu Indonesia) di Wembley, London.
Permainan Harry Kane dan skuadnya memang sangat mengesankan. Produktivitas golnya terus meningkat hingga mencapai 4 biji kala menggasak Ukraina.
Sebelum Ukraina, skuad tiga singa sukses memulangkan der panzer dengan ongkos 2 gol. Meski penampilan Jerman dikatakan sedang tidak baik-baik saja tapi Inggris tetap dianggap jago.
Kehebatan timnas asuhan Gareth Southgate juga dipercantik dengan gawang yang masih rapi. Belum  ada tanda-tanda atau bekas kekerasan benda tumpul sejauh ini. Berbeda dengan gawang Denmark yang sudah koyak-koyak.
Tim  dinamit menyadari  tangguhnya lini belakang pasukan Three Lions itu. Di teras depan, ketajaman Harry Kane  dan Raheem Sterling juga sudah terbaca lewat torehan 3 gol mereka masing-masing. Denmark baru punya satu pengimbang yaitu Kasper Dolberg.