Di dunia olahraga sendiri hal itu masih menjadi PR besar yang tak akan pernah berakhir. Selalu muncul insiden ungkapan rasis yang dipertontonkan dan dikampanyekan. Meski hukuman atau  denda  sudah diterapkan tetapi pelaku tampaknya tak pernah jera.
Memang susah meladeni otak rasis. Berbagai cara dan media menjadi ajang untuk mengekspresikan ujaran kebencian dan keangkuhan ras. Simbol yang populer pun terkena getahnya. Masak kita harus cari pengganti emoji OK yang kerap kita gunakan?
Mudah-mudahan OK tetap selamanya OK dan tidak menjadi WP. Susah cari gantinya dan sulit pula menghakimi  maksud pengungkapan  jika maknanya ternyata ganda dan berlawanan.
Dalam kasus Arnautovic di atas, untung dia jelaskan makna gestur jarinya dengan ungkapan kata-kata. Â Jadi tak salah jika Alaba segera mencekik mulut kotornya yang tidak pakai saringan itu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H