Berapa modal Luhut pada awalnya, apakah hingga mencapai triliunan, entahlah. Tetapi proses menuju prestasi itu tidaklah singkat. Luhut mendirikan Del tahun 2001. Konsepnya yaitu memberikan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu bagi semua kalangan siswa dan dari berbagai daerah.
Terbaru Kemenristek merger dengan Kemendikbud. "Ristek"-nya sendiri akan terus berjalan di bawah BRIN, kependekan dari Badan RISET dan Inovasi Nasional. Lalu riset-nya Kemenristek di Kemendikbud itu nanti akan mengerjakan apa?
Belum lagi persoalan kurikulum pendidikan yang begitu beragam dan kerap berubah. Sementara itu kontrol atas kualitas dan materi pelajaran sepertinya masih menjadi  PR abadi.
Dengan kondisi  yang ada Budiman tampaknya harus mengkritisi sendiri Bukit Algoritma. Bukan pada niat dan tujuannya yang memang baik tetapi lebih pada Rp 18 triliun itu.
Seperti pilihan nama algoritma itu sendiri, apakah step by step tahapan di dalamnya sudah begitu solid menghubungkan input dan output. Kemudian berada di manakah posisi warga di dalam algoritma dan dana Rp 18 triliun itu, apakah memang sudah benar dipihaki?
Inovasi, teknologi, ramah lingkungan, pertumbuhan ekonomi, adalah sederet istilah dengan substansi masing-masing. Kadang kala term itu satu waktu menjadi pula sekadar jargon marketing.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI