Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demo 1812, FPI Kehilangan Mobil Komando, Logistik, dan Reputasi

19 Desember 2020   08:28 Diperbarui: 19 Desember 2020   08:39 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logistik untuk peserta demo 1812 yang dibawa ambulans disita aparat, 18/12/2020 (cnnindonesia.com).

Posisi FPI semakin sulit

Temuan senjata tajam yang disertai serangan terhadap aparat saat demo kemarin itulah yang akan berdampak pada citra FPI.

Belakangan ini --terkait insiden tol Cikampek-- FPI bersikeras menampik tudingan bahwa laskar mereka dibekali senjata. Menurut peraturan yang tercantum dalam kartu anggota disebutkan bahwa laskar tidak diperbolehkan membawa senjata apa pun. Namun peraturan normatif tersebut terpatahkan dengan temuan senjata tajam pada dua insiden terakhir  yaitu yang di tol Cikampek dan saat demo kemarin.

Hal itu menyulitkan posisi FPI dan simpatisan dan bukan tidak mungkin pemanggilan pentolan FPI terus berlanjut. Ada tiga hal yang dapat menjadi alasan pemanggilan itu setelah Rizieq Shihab dan lima petinggi FPI yang lain mengalami hal serupa.

Yang pertama soal perizinan.

Meskipun penanggung jawab aksi mengatakan bahwa demo 1812 sudah dilaporkan dan tak perlu izin, tetapi kondisi pandemi akan menjadi pasal mengapa aksi tersebut dikatakan melanggar. Pemanggilan beberapa petinggi FPI sebelumnya terkait dengan kerumunan massa di Petamburan yang melanggar prokes corona.

Yang kedua yaitu soal kepemilikan senjata.

Peserta aksi yang tertangkap basah membawa senjata serta merta mematahkan klaim FPI yang mengatakan anggota mereka tidak diperkenankan membawa senjata apa pun. Pernyataan yang berulang kali dilontarkan FPI menanggapi temuan senjata dalam insiden tol Cikampek menjadi terbantahkan.

Kemudian yang ketiga yaitu terlukanya dua aparat terkena sabetan benda tajam.

Serangan tersebut memperberat kesalahan terkait kepemilikan senjata saat aksi terjadi. Sudut pandangnya berbeda jika aparat terluka akibat lemparan batu atau properti demo secara spontan; senjata tajam bukanlah perangkat demo yang  lazim dan dapat ditafsirkan sebagai iktikad buruk.

Ketiga hal itu yang dapat menjadi alasan jika polisi melakukan pemanggilan lagi kepada pihak FPI sebagai penyelenggara aksi kemarin. Demo 1812 itu bukan saja gagal menyuarakan aspirasi atau pesan yang akan disampaikan kepada publik, tetapi justru malah membebani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun