Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demo 1812, FPI Kehilangan Mobil Komando, Logistik, dan Reputasi

19 Desember 2020   08:28 Diperbarui: 19 Desember 2020   08:39 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi mengamankan peserta aksi demo 1812 dan barang bukti senjata tajam yang dibawa, 18/12/2020 (tribunnews.com).

Aparat berhasil membubarkan demo FPI yang direncanakan akan menuju istana pada tanggal 18/12/2020 kemarin. Media sosial dan video amatir medsos melaporkan saat-saat berlangsungnya demo yang tampak seperti sebuah antiklimaks.

Mobil komando andalan sebagai tempat orasi berhasil disita aparat. Selain itu sebuah ambulans yang ternyata berisi logistik dan sebuah depot pembagian makanan  didatangi petugas. Alhasil massa akhirnya terisolasi dari sumber energi sebelum akhirnya mereka dihalau dan tercerai berai masuk ke gang-gang kecil.

Polisi yang mendapat tenaga dukungan dari TNI juga terkena imbas aksi yang tak berizin itu. Bentrokan menyebabkan dua polisi dikabarkan terkena sabetan benda tajam. Pelaku dan barang bukti kemudian diamankan. Ada 155 peserta yang ditangkap oleh aparat.

Logistik untuk peserta demo 1812 yang dibawa ambulans disita aparat, 18/12/2020 (cnnindonesia.com).
Logistik untuk peserta demo 1812 yang dibawa ambulans disita aparat, 18/12/2020 (cnnindonesia.com).
Temuan senjata tajam 

Jika melihat jumlah peserta,  massa demo kali ini tampaknya tidak berhasil mencapai kuota yang diharapkan. Hal itu terjadi karena peserta dari luar Jakarta seperti dari Banten, Depok, Bandung, dan Bekasi gagal bergabung karena aparat berhasil menyekat di perbatasan.

Pada saat pencegatan itu sejumlah peserta demo kedapatan membawa senjata tajam yang kemudian disita langsung oleh aparat. Sekelompok massa dari Cicalengka, Bandung, yang diduga akan bergabung dalam demo di Jakarta diketahui membawa busur dan anak panah (jawapos.com, 18/12/2020).

Temuan senjata ini mau tidak mau tentu akan memperburuk citra FPI yang sebelumnya terlibat insiden di tol Cikampek, 07/12/2020. Saat itu pengawal rombongan M Rizieq Shihab yang akan pergi ke luar kota terlibat bentrokan dengan aparat yang membuntuti mereka.

Akibatnya 6 orang laskar khusus FPI tewas akibat baku tembak dengan aparat. Versi laporan personil yang terlibat insiden, aparat mendapat serangan tiga tembakan pistol rakitan yang berbalas tembakan pula.

Dua pengawal terkena tembakan di mobil mereka sendiri, sementara empat lainnya ditembak setelah penangkapan. Mereka kemudian ditembak setelah melakukan perlawanan di mobil aparat yang akan membawa mereka ke Jakarta. Demikian garis besar penjelasan pihak kepolisian yang telah dijabarkan pula melalui reka ulang pertama di TKP.

Pihak FPI menampik penjelasan tersebut. Menurut  mereka laskar khusus yang mengawal tidak dibekali senjata apa pun sehingga tidak mungkin pula mereka melakukan serangan terhadap aparat. 

Saat ini pihak berwenang masih mengusut kronologis kejadian. Kasus wewenang Polda Metro Jaya ini kemudian ditarik ke Mabes Polri dan ditangani Bareskrim. Sementara Komnas HAM dan Kontras serta media nasional ikut pula mengawal insiden yang mendapat sorotan jurnalis internasional itu.

Posisi FPI semakin sulit

Temuan senjata tajam yang disertai serangan terhadap aparat saat demo kemarin itulah yang akan berdampak pada citra FPI.

Belakangan ini --terkait insiden tol Cikampek-- FPI bersikeras menampik tudingan bahwa laskar mereka dibekali senjata. Menurut peraturan yang tercantum dalam kartu anggota disebutkan bahwa laskar tidak diperbolehkan membawa senjata apa pun. Namun peraturan normatif tersebut terpatahkan dengan temuan senjata tajam pada dua insiden terakhir  yaitu yang di tol Cikampek dan saat demo kemarin.

Hal itu menyulitkan posisi FPI dan simpatisan dan bukan tidak mungkin pemanggilan pentolan FPI terus berlanjut. Ada tiga hal yang dapat menjadi alasan pemanggilan itu setelah Rizieq Shihab dan lima petinggi FPI yang lain mengalami hal serupa.

Yang pertama soal perizinan.

Meskipun penanggung jawab aksi mengatakan bahwa demo 1812 sudah dilaporkan dan tak perlu izin, tetapi kondisi pandemi akan menjadi pasal mengapa aksi tersebut dikatakan melanggar. Pemanggilan beberapa petinggi FPI sebelumnya terkait dengan kerumunan massa di Petamburan yang melanggar prokes corona.

Yang kedua yaitu soal kepemilikan senjata.

Peserta aksi yang tertangkap basah membawa senjata serta merta mematahkan klaim FPI yang mengatakan anggota mereka tidak diperkenankan membawa senjata apa pun. Pernyataan yang berulang kali dilontarkan FPI menanggapi temuan senjata dalam insiden tol Cikampek menjadi terbantahkan.

Kemudian yang ketiga yaitu terlukanya dua aparat terkena sabetan benda tajam.

Serangan tersebut memperberat kesalahan terkait kepemilikan senjata saat aksi terjadi. Sudut pandangnya berbeda jika aparat terluka akibat lemparan batu atau properti demo secara spontan; senjata tajam bukanlah perangkat demo yang  lazim dan dapat ditafsirkan sebagai iktikad buruk.

Ketiga hal itu yang dapat menjadi alasan jika polisi melakukan pemanggilan lagi kepada pihak FPI sebagai penyelenggara aksi kemarin. Demo 1812 itu bukan saja gagal menyuarakan aspirasi atau pesan yang akan disampaikan kepada publik, tetapi justru malah membebani.

Secara moril tindakan aparat juga meruntuhkan semangat anggota dan simpatisan FPI. Polisi dengan dukungan TNI yang berhasil melakukan penyekatan massa luar daerah, memutus pasokan logistik, dan juga menangkap 155 orang, berhasil memecah beban tekanan pada satu titik. Kesuksesan pola ini dapat terus digunakan aparat untuk meredam demo FPI selanjutnya.

Jika Polri-TNI terus menerapkan penanganan seperti di atas maka FPI akan semakin kesulitan melakukan aksi di masa-masa yang akan datang.  Demo mungkin masih akan terjadi tetapi jumlah massa akan semakin berkurang.*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun