Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tentang Sunat, Sunnah, dan Larangan "Guru Kencing Berdiri"

1 November 2020   08:25 Diperbarui: 1 November 2020   08:37 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi urinoir pria (cosmosmagazine.com).

Dari kedua hal yang kelihatan bertentangan itu ustadz Zainal mengutip pendapat Ibnu Hajar dalam kitabnya yaitu Fath al-Bari. Kesimpulannya, Nabi memiliki kebiasaan buang air kecil dengan cara duduk/ jongkok, tetapi ketika kondisi tidak memungkinkan (uzur) maka kencing sambil berdiri diperkenankan.

Manfaat kesehatan kencing dengan posisi jongkok

Berdasarkan kaidah pentingnya mencontoh teladan Nabi, maka umat Islam dituntut pula untuk mengikuti beliau termasuk dalam hal buang air.

Selain menghidupkan sunnah, adab ketika buang air juga memiliki beberapa maksud. Menurut Muhammad Idris dalam penjelasannya di laman tebuireng.online, ada tiga faedah yang diperoleh ketika kita melakukan hal tersebut.

  • Pertama,dengan berjongkok maka posisi kaki dan pakaian bagian bawah lebih aman dari pantulan air kencing sehingga aman dari najis ketika digunakan untuk sholat.
  • Kedua, ketika kita berjongkok maka tekanan terhadap kantung kemih dan usus pencernaan akan lebih besar sehingga buang air kecil/ besar lebih tuntas. Mengeluarkan sisa kemih dan limbah pencernaan bermanfaat bagi tubuh karena pada dasarnya hal itu berarti membuang racun yang berbahaya.
  • Ketiga, aurat lebih tertutup ketika buang air sambil berjongkok.

Soal sisa urin yang menempel pada pakaian tanpa sengaja,perlu pula dikaji kemungkinan mudarat yang ditimbulkan.

Dalam tinjauan medis seperti yang dikutip di laman NCBI National Institutes of Health, urin dapat mengandung mikrobiota yang di antaranya merupakan kuman atau virus patogen berbahaya. Mikrobiota yang umum dan mungkin terdapat dalam urin yaitu:

  • Escherichia coli;
  • Treponema pallidum (penyebab sifilis);
  • Neisseria gonorrhoeae (penyebab gonorhoea);
  • Chlamydia trachomatis (penyebab trakoma);
  • Trichomonas vaginalis;
  • Candida albicans;
  • Herpes simplex virus (penyebab herpes);
  • Human papilloma virus.

Bahkan menurut temuan peneliti dalam riset Covid-19, virus corona ternyata bisa terdapat pula dalam urin pasien yang terinfeksi. Hal itu diketahui setelah virus corona terdeteksi menetap dan merusak organ ginjal beberapa pasien (medipee.com, 25/03/2020).

Dari beberapa kajian ilmiah tersebut, adab buang air kecil yang baik memiliki manfaat pula dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Percikan urin yang menempel di kaki atau pakaian bawah (celana, sarung) dapat dikurangi seminimal mungkin. Sementara dari aspek fiqih, jika pun ada sedikit urin tak kasat mata yang menempel maka kategorinya adalah ma'fu atau dapat ditoleransi.

Sayangnya, untuk mengikuti teladan Nabi tersebut tidak selalu mudah dilakukan.

Ketika berada di tempat atau fasilitas umum termasuk mesjid, tempat buang air kecil untuk pria umumnya kurang atau tidak memfasilitasi kemudahan posisi jongkok. Banyak urinoir di mesjid kondisinya sama dengan yang ada di mall atau bilik kecil di terminal; tidak memudahkan untuk mengamalkan sunnah Nabi.

Hal tersebut bagi penulis cukup merepotkan ketika singgah di mesjid yang tidak memiliki fasilitas WC. Dengan urinoir yang memaksa posisi berdiri maka harus ada usaha ekstra agar percikan urin tidak mengenai kaki atau celana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun