Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menulislah Soal Politik Sebelum Kita Kembali ke Zaman Orba!

12 Oktober 2020   12:45 Diperbarui: 12 Oktober 2020   12:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan whuzz...  Kita persingkat saja. Berkat keajaiban mesin waktu  sekarang kita berada pada tahun 2051. Kekuasaan Soeharto baru saja lengser kemarin pukul 09.00, setelah berkuasa 32 tahun.

Jika saat Soeharto dilantik Anda berumur 20 tahun maka sekarang berarti sudah 52! Cukup lama bukan?

Sepeninggal kekuasaan Soeharto, kita boleh bersuara dan menulis tentang apa saja. Tentu dengan adab dan rambu-rambu universal kita sebagai makhluk sosial.

Topik politik yang dulu terlarang atau dibatasi sekarang sudah tidak lagi. Inilah era di mana kita dapat berpesta untuk mengulas apa pun tema yang dulu pantang dibahas.

Jadi, nikmatilah momen kebebasan menulis ini menurut kadar kemampuan, sudut pandang, dan keterbatasan masing-masing. Termasuk dan terutama --dalam hal ini-- menulis di kanal politik.

Yang dokter boleh menulis politik; yang ustad juga boleh. Mahasiswa pertanian boleh membahas politik, yang pegawai negeri  juga bisa. Biarkan anak Fisip kalau terlanjur doyan baca komik.

Soal enak tidak enak dibaca atau skill tata bahasa tentu sulit disetarakan. Tidak semua yang menyanyi adalah biduan dan tidak semua yang berenang adalah ikan.

Tak perlu pula cemas pula soal jumlah view google dan label tulisan. Sedikit banyaknya view itu sulit dikondisikan karena ada di wilayah hak prerogatif pembaca. Begitu juga dengan kuasa pencantuman label yang dimiliki admin. Tak bisa kita kudeta. Meski Anda berteriak: ...bersatulah kaum Kompasianer sedunia!

Menulis politik --yang berarti menyuarakan aspirasi-- berfungsi mengimbangi suara-suara politisi dengan segenap kepentingan dan sumber daya mereka masing-masing. Atau, bisa pula untuk mewakili gagasan dari mereka-mereka yang tidak sempat atau tidak mampu dikemukakan (ini klaim sepihak).

Tetapi selalu ada setan mudarat yang ikut serta. Meskipun era kebebasan menyatakan pendapat sedang kita alami, tetapi kebebasan itu sendiri ibarat pisau bermata ganda.

Kita berada pada zaman di mana kata-kata dan kalimat bisa diproduksi atau di-reproduksi secara otomatis berkat kemajuan teknologi informasi. Teknologi yang memiliki sisi gelap dalam hal kemampuan manipulatifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun