Tentang buku Felix Siauw
Felix Siauw adalah juga seorang penulis buku selain dianggap sebagai ustad bagi sebagian kalangan umat. Sudah ada sekitar 9 buku buah karyanya sejak menjadi mualaf beberapa tahun lalu. Selain tentang Al Fatih, Felix juga menulis soal kekhalifahan Ottoman dan sebuah buku berjudul "Khilafah Remake".
Buku tentang Al Fatih yang tebalnya 318 halaman penulis belum membacanya dan kurang tertarik membelinya meski dipajang di banyak toko online. Hanya dari beberapa resensi dapat diketahui, kemungkinan buku itu terbit tahun 2012. Penerbitnya Khilafah Press.
Latar belakang mengapa buku Felix menjadi polemik adalah karena afiliasinya dengan HTI, Hizbut Tahrir Indonesia.
Pemerintah membekukan HTI pada 2017 karena dianggap tidak sesuai dengan ideologi Pancasila yaitu karena berperan dalam penyebaran paham khilafah. Bukti yang menjadi landasan adalah Muktamar HTI tahun 2013 yang berlangsung pada era SBY.
Selain Indonesia negara-negara lain juga banyak yang melarang organisasi trans-nasional tersebut. Ada 20 negara yang sebagian besar penduduknya justru adalah umat Islam. Di antaranya yaitu Mesir, Arab Saudi, Malaysia, Yordania, dan Pakistan.
Kemarin Erzaldi sendiri mengakui telah mendapat "penjelasan" dari MUI pada bagian mana dari buku Felix yang mengandung kontroversi. Jika Erzaldi sudah baca buku itu tahun-tahun sebelumnya berarti ia tak tahu siapa pengarangnya dan tidak mendapat pencerahan adanya paragraf-paragraf kontroversial.
Buku dilawan buku
Apakah cerita Al Fatih perlu dilarang? Dan apakah buku Felix harus dilarang?
Nanti dulu, harus tahu letak perkaranya ada di mana. Lagi pula sejarah Al Fatih dari Dinasti Ottoman adalah fakta. Soal pemelintiran narasi untuk kepentingan propaganda itu beda kamar.
Surat diknas di Babel menjadi masalah karena pengarangnya Felix Siauw adalah aktivis HTI, organisasi terlarang. Itu pertama. Kemudian yang kedua adalah, berdasarkan penjelasan MUI kepada Gubernur Babel Erzaldi tadi, terdapat hal-hal kontroversi dalam bukunya Felix.