Modal  kedua yang sedang dikapitalisasi Gatot adalah mantra korban penzaliman; playing victim pemecatan.
Sudah terbukti ide zalimisasi ini berhasil pada era SBY yang dipecat Presiden Megawati. SBY Â yang dahulu menjadi menkopolhukam sukses mengemas isu pemecatan untuk meraih simpati publik menjelang pilpres.
Hasil akhirnya sungguh mujarab, SBY keluar sebagai pemenang tanpa kesulitan yang berarti. Setelah berkuasa, langkah berikutnya menghadapi pilpres periode kedua semakin enteng. Lawan main sekaligus  mantan bosnya, Megawati,  terpaksa puasa gelar dua musim berturut-turut.
Nasib Gatot mirip dengan SBY, sama-sama pecatan presiden PDIP. SBY ditendang Mega, Gatot didepak Jokowi. Bukan didepak kata Fadli Zon yang kini jadi partner Jokowi  bakda penyematan Bintang Mahaputera. Gatot berhenti karena memang sudah waktunya ngaso, kilahnya.
Namun Gatot  bersikeras mengungkit dan mengangkat kasus pemecatan dirinya sebagai  Panglima TNI. Faktanya, Gatot  di-reshuffle empat  bulan sebelum  masa pensiun tiba. Menurutnya itu adalah pemecatan.
Soal alasan mengapa mesti dipecat tentu tergantung siapa yang berkepentingan.
Bagi kubu petahana mungkin karena sudah membaca  gelagat politik Gatot yang bermasalah. Bagi pihak Gatot sendiri  --agar nyambung dengan wacana anti-komunis-- sebab pemecatan dinarasikan akibat ngotot agar nobar film PKI jadi agenda tahunan. Setiap September.
Apa pun, yang jelas saat ini Gatot sedang mencoba mengambil keuntungan dari narasi pemecatan dirinya  untuk meraih  simpati seperti SBY dulu. Syukur-syukur orang percaya. Kalau tidak, sekurang-kurangnya Gatot punya wacana  yang bisa disampaikan kepada publik. Kandidat capres tanpa wacana itu ibarat komika di panggung yang lupa cerita. Mau apa coba?
Vaccum of power oposisi
Setelah dua modal politik tadi sekarang kita membahas modal berikutnya. Modal ketiga Gatot Nurmantyo  adalah modal posisi, sebagai oposisi.
Dulu yang  berperan sebagai pusat gravitasi kubu oposan adalah Prabowo dan sekarang sudah jadi bala Jokowi. Otomatis kursi oposisi berada dalam kekosongan yang nyata, vaccum of power. Gatot cerdas mewarisi  peluang ini sebelum yang lain sadar sepenuhnya.