Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PSBB Corona: Warga Tak Bermasker Didenda, Deklarasi KAMI dan Dangdutan Bagaimana?

26 September 2020   20:44 Diperbarui: 26 September 2020   20:56 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deklarasi KAMI di Magelang, 19/09/2020 (radarsemarang.jawapos.com).

Namun sayangnya, di tengah perang melawan corona itu ternyata beberapa  pejabat pemerintah masih  kerap abai protap Covid-19. Ribuan korban belum cukup menyentuh walau sedikit empati  mereka; atau sedikit berpikir.

Di DKI yang kasusnya tertinggi se-Indonesia, Sekda Saefullah almarhum yang meninggal akibat Covid-19 sempat-sempatnya dilalukan di halaman balaikota. Katanya demi  memberikan penghormatan terakhir dan memenuhi adat ketimuran. Untuk ribuan korban corona --termasuk dokter-- beserta keluarganya yang warga biasa, hak memenuhi penghormatan dan adat ketimuran itu tidak berlaku; ini eksklusif Pemprov DKI.

Meski  penghormatan dikatakan sesuai protap nyatanya  jelas di video ada pelanggaran physical distancing. Pejabat dan pegawai pemprov berkerumun di beberapa spot tanpa mengindahkan risiko penularan. 

Mengendalikan manusia yang pejabat saja sulit apalagi virus yang tidak sekolah. Dari sudut pandang ini kita maklum mengapa grafik Covid naik terus.

Acara dandutan Wakil Ketua DPRD Tegal di alun-alun kota, 23/09/2020 (tribunnews.com).
Acara dandutan Wakil Ketua DPRD Tegal di alun-alun kota, 23/09/2020 (tribunnews.com).
Di Tegal ada juga pejabat hebat. Wakil Ketua DPRD Wasmad Edi mengadakan dangdutan untuk memeriahkan acara sunatan dan kawinan. Tegal memang tidak separah Jakarta, tetapi  tentu belum saatnya bebas berpesta karena Tegal masih tinggal di Jawa yang Covidnya tertinggi se-Nusantara.

Kabarnya Wasmad minta maaf karena dangdutan itu pun tidak berizin lengkap. Belum ada penjelasan  apakah kader Golkar ini punya alibi adat ketimuran untuk membenarkan acara dangdutannya  itu.

Selain DKI dan Tegal masih banyak pejabat,  atau mantan pejabat, juga petugas yang melanggar aturan dan prinsip penanganan wabah. Beritanya ada saja dan terus bermunculan.

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengadakan deklarasi KAMI berkali-kali tanpa begitu peduli protap pencegahan corona. Kerumunan massa begitu jelas  dan pemerintah seperti tak berbuat apa-apa.

Jika Pilkada 2020 jadi digelar kelihatannya pelanggaran akan terus  berulang dengan berjuta alasan:  sosialisasi, bagi sembako, temu kader, syukuran, dan lain-lain.

PNS, ASN, aparat, dan pejabat negara itu hidup dengan gaji negara. Mereka beruntung bisa menyelenggarakan keperluan hidup sehari-hari tanpa khawatir gajinya  terlambat atau disunat. Demikian pula politisi bermodal  yang punya tabungan banyak, atau  backing-nya kuat.

Kebanyakan warga mana bisa hidup begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun