Menkumham Yasonna sebagai  anggota kabinet pun pernah kena sentil terkait lolosnya napi koruptor yang jalan-jalan keluar penjara. Gubernur dan pejabat-pejabat tinggi lain demikian juga. Jadi reaksi  Arteria Dahlan dan Habiburakhman sebagai anggota DPR untuk membuka aib pengkritiknya itu adalah suatu anomali demokrasi.
Jika sikap antikritik  anggota parlemen dipertahankan maka bukan tidak mungkin isu oligarki penguasa akan semakin menguat dan pemerintah pun akan terimbas. PDIP dan Gerindra saat ini adalah partai-partai terbesar anggota koalisi pendukung pemerintah. Sikap politisi mereka akan menjadi catatan warga pada masa-masa yang akan datang.
Serangan personal mewakili lembaga --legislatif dan secara tidak langsung juga partai politik-- terhadap warga yang tidak berpartai adalah sebuah kecelakaan demokrasi. Pendulum  kehidupan bernegara  yang bergerak liar ke arah otoritarianisme akan menimbulkan reaksi balik dari warga untuk melakukan koreksi.Â
Kasus Najwa menunjukkan pertanda yang tak kasat mata. Di depan mata jangan-jangan tidak hanya terbentang "the new normal life" Â saja di tengah pandemi corona yang masih ada, tapi juga revitalisasi represifitas ala orde baru oleh anggota DPR kita.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H