Kurang syar'i gimana coba? Ada multazamnya dan ada islamic-nya pula. Yang masih tidak percaya pasti pelaku riba!
Desember tahun lalu, penipuan perumahan syariah fiktif terjadi juga di Lebak.Â
PT Wepro Citra Sentosa menjanjikan rumah Islami berlabel Perumahan Amanah City. Pengembang menjanjikan beberapa  fasilitas yang membawa nama Muhammadiyah yang ternyata hanya gimmick saja (tempo.co, 16/12/2019).Â
Betapa luar biasanya Indonesia, penipu sekalipun di sini bisa berbuat "amanah".
Memang kurma cuma tumbuh-tumbuhan seperti nangka, durian, atau kesemek. Tetapi karena kurma banyak terdapat di jazirah Arab pastilah ada unsur-unsur Islaminya, setidaknya dalam tataran imajinasi. Yang jelas pengelola kavling fiktif tersebut pasti tidak akan mampu menjelaskan bagaimana perkebunan kurma yang dijanjikan bisa seproduktif di habitat aslinya.
Tipu-tipu pelaku memang luar biasa cerdik dan sistematisnya.
Kampoeng Kurma menjual nama Syekh Ali Jaber dan Ustadz Arifin Ilham (alm.) serta memanfaatkan aksi gelombang massa 212 dan 411. Dari unsur pemerintah juga ada, Hj. Iti Ocatavia Jayabaya, Bupati Lebak, ikut dicatut (detik.com, 11/11/2019).
Kecenderungan memanfaatkan tampilan Islami sebagai sarana pengelabuan itu pernah ditulis secara satir oleh Budiman Hakim.Â
Vicky, sorang peminum bir merangkap jamaah dugem dalam cerita Budiman tiba-tiba hijrah menjadi "alim" dalam hitungan detik. Selidik punya selidik ternyata yang bersangkutan sedang memulai bisnis travel umroh. Â
Kalau agen travel umroh dan haji sudah pasti penampilan harus syariah. Tetapi jual rumah, jual kebun, arisan, jualan herbal, masak harus bawa-bawa syariah segala?