Di depan negara-negara ASEAN, coast guard Cina memang tampil percaya diri tapi tidak di hadapan armada Asia Pasifik Amerika dan sekutunya. Masih sangat jauh perimbangan kekuatan dan pengalaman perang antara mereka.Â
Porak porandanya Jepang gara-gara Perang Dunia II tentu menjadi pelajaran penting bagi Cina untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Terlalu mahal kemajuan ekonomi yang mereka nikmati untuk dikorbankan begitu saja dalam sekejap mata.
Lalu apakah krisis Iran dan Laut Cina Selatan akan berdampak serius?
Ditinjau dari segi ekonomi, meningkatnya tensi di kedua kawasan tersebut pasti berpengaruh terhadap perekonomian global; bahkan mungkin bisa berdampak resesi jika berlangsung dalam jangka waktu lama.
Indonesia juga tentu kena imbasnya. Sektor energi di mana kita masih tergantung impor minyak tentu akan tercekik jika harganya meningkat tajam. Minyak brent mulai merangkak naik 3,6% ke level US% 68,60/ barel; kemudian minyak berjangka AS bertambah 3,1% hingga level US$ 63,05/ barel (detik.com, 06/01/2019).Â
Kenaikan harga minyak akan mendorong kenaikan harga-harga yang lain sehingga menjadi beban pertumbuhan ekonomi.
Meski ekonomi sudah nyata terimbas, tetapi hingga titik kulminasi yang memicu perang dunia tampaknya masih jauh. Ada beberapa fase yang harus dilewati dan itu memberi waktu kepada masyarakat internasional untuk sama-sama menahan diri.
Indonesia, khususnya di kawasan ASEAN, bisa memaksa Cina untuk duduk bersama lagi menyelesaikan perundingan yang belum tuntas sepenuhnya. Sementara itu, sebagai anggota Dewan Keamanan Tidak Tetap PBB, Indonesia tampaknya tidak akan dapat berbuat lebih jauh menghadapi perseteruan Iran-AS yang kian meruncing.
Perang kawasan antara Iran dengan Amerika dan sekutunya mungkin segera terjadi, seperti juga dahulu terjadi di Irak.Â
Marwah para mullah terlanjur luka dan bendera merah Iran yang berarti pernyataan pembalasan dendam bisa jadi akan diikuti gelar kekuatan militer secara total. Barangkali hal itu memang sudah termasuk dalam roadmap  Arab Spring; setelah Mesir, Libya, Irak, Suriah, Yaman, dan Tunisia.***
Â