Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Ringan soal Pamrih Relawan

26 Oktober 2019   01:15 Diperbarui: 26 Oktober 2019   01:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme pembubaran relawan Jokowi, Projo (detik.com/ projo).

Yang menarik, Risma terang-terangan kepada wartawan mengaku bahwa dirinya pengen dan tentu bangga menjadi menteri (23/10/2019). Sikap  jujur yang otentik dan tidak jaim. Tapi Risma teguh lebih memilih memegang komitmen daripada memenuhi ambisi keinginannya.

Berbeda dengan teladan di atas, kita melihat pula riuh ungkapan kekecewaan karena kepentingan terhambat atau tidak tersalurkan.  Baik dari kubu Jokowi maupun Prabowo.

Salah satu penyebabnya adalah manuver zigzag mantan Danjen Koppasus yang membuat orang terkaget-kaget.

PA 212 menyatakan kecewa Prabowo bergabung dalam kabinet tetapi minta pemulangan Rizieq Shihab diagendakan menteri pertahanan itu. Sebuah permintaan yang ganjil karena satu dan lain hal.

Pertama, pekerjaan menhan tidak termasuk memulangkan orang. Kedua, apalagi pemulangan orang yang pergi atas kemauannya sendiri.

Gerakan PA 212 sejatinya juga berjuang untuk menjadikan Prabowo sebagai presiden bukan untuk memperoleh jabatan menteri. Jadi ketika Prabowo berubah pikiran maka dukungan itu batal dengan sendirinya.

Lebih elegan jika PA 212 terang-terangan minta kepada Jokowi, mengaku kalah dan minta pemutihan, kembali ke titik nol. Bukan dengan cara memperalat Prabowo.

Di kalangan pendukung Jokowi sendiri tidak kurang menggelikan drama yang terjadi.

Robikin Emhas meradang soal menteri agama yang dijatah untuk Fahrul Razi. Pengurus harian PBNU ini dalam keterangan tertulis kepada media (23/10/2019) menyebut kekecewaan kiai-kiai daerah atas keputusan Jokowi yang memilih militer untuk memimpin Kemenag.

Pertanyaannya, apa betul Jokowi meninggalkan NU? Bukankah pemilihan K. H. Maruf sendiri adalah karena dianggap mewakili NU. Yang bahkan Mahfud MD sendiri dahulu diancam tidak didukung hanya karena dianggap bukan kader NU!

Yang paling menggelikan tentu drama poco-poco Ketum Projo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun