Basis kebaikan itu ada 2, sensasi dan esensi. Demikian cuit Budiman (twitter.com, 2019).
Budiman sedang membahas Awkarin yang belakangan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Jadi pemadam karhutla hingga nemenin anak STM demo. Seksi konsumsi, OK OCE.
Rachel Maryam ikut nyaut.  Tidak usahlah  Awkarin itu dibanding-banding  dengan Tri Mumpuni, katanya. Budiman yang mantan pendiri PRD ini memang menjagokan Tri sebagai sosok  yang berbuat kebaikan atas dasar esensi. Bukan mencari follower atau kebutuhan instastory.
Yang penulis salut, Karin Novilda a.k.a Awkarin sendiri tidak lantas baper dikomentari  Budiman. Dia malah minta bertemu langsung, siapa tahu ada project  yang bisa digarap bareng. Yang langsung dijawab bahwa dia akan dipertemukan dengan yang bersangkutan.
Lalu siapakah Tri Mumpuni itu?
Beliau sebenarnya sudah menjadi sosok inspiratif sejak lama. Sejak Pak Harto tasih sugeng di Bina Graha, akhir dekade 90-an. Dedikasinya untuk menerangi desa-desa terpencil dengan PLTMH, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, sudah mengentaskan 65 kampung di Indonesia, mungkin lebih. Aktif juga membantu di berbagai tempat terisolasi di luar negeri.
Kerja keras  Tri Mumpuni sudah diakui dunia.
Barack Obama hingga Pangeran  Charles sudah mengapresiasi  jerih payahnya. Tiga award internasional juga sudah disandang Puni, nama akrabnya.  Climate Hero dari World Wildlife Fund for Nature (2005); Ramon Magsaysay, Philipina (2011); dan Ashden Award yang berbasis di London (2012).
Puni  terinspirasi oleh ibunya untuk berbuat baik kepada sesama  tanpa pamrih. Sejak kecil terbiasa menemani sang ibu mengobati koreng warga dari desa ke desa.
Barack Obama: "Kita mendapatkan seorang wirausahawan sosial seperti Tri Mumpuni, yang telah membantu masyarakat desa di Indonesia mendapatkan listrik dan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga air."
Desa yang menjadi project pertama Puni  bersama timnya ada di Sukabumi, di Cicemet, Dusun Palanggaran, di kaki Gunung Halimun. 1997.
Prinsip kerjanya sederhana, merangkul tokoh agama dan tokoh adat yang eksis di lokasi. Merekalah  yang akan menggerakkan masyarakat membangun, memelihara, dan mengembangkan fasilitas yang akan dibuat. Memanfaatkan potensi alam yang ada.