Indonesia sejak Marty Natalegawa menjadi menteri luar negeri (2013) sudah menyoal Inggris dalam keterlibatannya secara tidak langsung dalam kasus Papua. Saat ini juga KBRI London sudah memprotes keras ketidakpedulian Inggris atas aktivitas politik warganya yang merugikan Indonesia. Â Hubungan diplomatik yang terjalin baik antara Indonesia-Inggris bisa terganggu.
Tambah rumit persoalannya jika benar bahwa kasus Papua adalah proxy Amerika yang gerah dengan kedekatan hubungan China-Indonesia dalam perdagangan. Hal ini pernah dibahas dalam artikel kompasianer Prayitno Ramelan. Inggris adalah sekutu Amerika Serikat di masa lalu dan di masa sekarang.  Â
Siapa pun di belakang itu Jokowi sebagai Presiden NKRI harus berani lebih keras menyuarakan protes kepada mereka, tidak perlu lewat sindiran. Mereka adalah bangsa-bangsa yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa lugas, meskipun juga tidak malu main belakang.
Indonesia juga harus lebih aktif dalam komunikasi politik di wilayah negara-negara Pasifik. Diplomasi dan kerjasama perdagangan bisa menjadi jembatan untuk menegaskan kedaulatan politik  Indonesia atas wilayahnya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H