Perekonomian global yang semakin erat terhubung, terjadinya bencana alam, dan pola konsumsi masyarakat sendiri dapat mempengaruhi sistem perekonomian nasional. Dinamika hubungan faktor-faktor tersebut tidak akan mampu jika ditangani hanya oleh pemerintah sendiri.
Berkaitan dengan hal itu, pengawasan kritis terhadap kebijakan pemerintah harus diimbangi dengan aksi nyata seluruh anggota masyarakat untuk ikut menjaga stabilitas sistem keuangan itu.
Produk negeri sendiri, bangga menggunakannya
Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dibanding produk impor.
Semakin tinggi penggunaan produk impor maka rupiah berpotensi melemah terhadap mata uang asing. Apalagi jika kinerja ekspor produk menurun yang akhirnya akan menimbulkan defisit perdagangan. Cadangan devisa pun akan menyusut.
Penyumbang  defisit perdagangan nasional memang terutama berasal dari impor hasil minyak bumi.  Tetapi tidak ada salahnya mengurangi penggunaan barang  konsumsi impor selama kita masih bisa memilih produk yang dibuat di dalam negeri.Â
Bagi penulis sendiri, produk lokal adalah pilihan pertama dalam konsumsi harian  terutama produk  sandang dan  pangan.
Untuk masalah pangan, nyaris tanpa kesulitan ketika penulis memilih menu asli negeri sendiri karena pada dasarnya memang suka.Â
Rendang atau dendeng memang lebih kaya rasa dibanding beef atau burger; ayam geprek atau ayam kampung goreng lebih maknyus ketimbang fried chicken; dan pecel atau gado-gado lebih kena di lidah daripada salad dengan saus yang rasanya hambar.
Itu menurut selera saya, meski bukan hal tabu juga untuk sesekali mencicipi kuliner mancanegara.