Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangga Menggunakan Produk Lokal, Caraku Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

3 Agustus 2019   20:03 Diperbarui: 3 Agustus 2019   20:14 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakai, produk alas kaki buatan dalam negeri yang mendapat sentuhan desainer dan nama Jepang sehingga sering dikira produk impor (dokpri).

Mendengar kata tom yam goong bagi para penggemar sup Thailand, tom yam, mungkin sudah  mampu  membangkitkan selera. Tetapi bagi yang paham istilah itu atau bahkan mengalami sendiri akibat kejadiannya, bukan air liur yang terbit tetapi mungkin malah tetes air mata.

Makna dari frasa yang memang berasal dari bahasa Thailand itu adalah krisis moneter atau disingkat krismon di Indonesia. Krisis keuangan yang bermula di negeri gajah putih itu juga menerpa negara-negara Asia lainnya antara tahun 1997-1998 dan berpengaruh negatif terhadap perekonomian dunia.

Di Indonesia gejolak krismon yang mengguncang stabilitas sistem keuangan mulai terasa sejak Agustus 1997.  Situasi sosial politik saat itu membuat kondisi ekonomi  semakin buruk hingga akhirnya tahun 1998 tingkat  inflasi mencapai  77,63% . Sebagai pembanding inflasi tahun 2018 yaitu 3,13%.

Rupiah terdevaluasi; nilai 1 US $ yang sebelumnya setara Rp 2.000-an melesat naik jadi Rp 16.000. Harga-harga yang melambung tinggi disertai kelangkaan sembako membuat masyarakat dan pemerintah sama-sama panik.

Implikasi dari krisis keuangan itu sangat luas dan sistemik.

Tatanan sosial,  politik, hukum, dan pemerintahan ikut terimbas akibat efek domino. Puncak chaos kemudian terjadi pertengahan Mei 1998 di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Puncak dari gejolak yang terjadi adalah mundurnya Presiden Soeharto  dari jabatan yang diembannya.

Krisis finansial, pelajaran yang terlalu mahal

Pemerintah pascakrisis 1998 sudah melakukan langkah antisipasi agar krisis moneter tidak terulang. 

Pembentukan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) adalah salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam mengawasi stabilitas sistem keuangan agar tetap aman. KSSK beranggotakan empat elemen lembaga pemerintah di bidang keuangan Kemenkeu, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Setelah krisis moneter, selain kisah  kelam  kerusuhan Mei 1998 dan lengsernya Soeharto; kurs dollar kemudian mendapat perhatian lebih di masyarakat. 

Ketika nilai dollar menguat semua mata tertuju pada pemerintah terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, seolah-olah sedang menghakimi pelaku yang bertanggung jawab. Padahal perubahan nilai kurs mata uang itu berkaitan dengan banyak hal, tidak hanya dengan kebijakan pemerintah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun