Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemarau Panjang Gagasan di Ibu Kota

28 Juli 2019   01:50 Diperbarui: 28 Juli 2019   02:27 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Jokowi dan Ahok menjadi gubernur di Jakarta, keduanya menyuguhkan sudut pandang baru tentang bagaimana kota itu seharusnya ditata.

Gagasan-gagasan segar mengalir lancar tanpa mengabaikan kecepatan eksekusi untuk merealisasikan dan kontrol yang ketat dalam pelaksanaannya. Pejabat yang tidak berkompeten atau lalai digeser, yang berprestasi diberi kesempatan.

Bisa kita sebut beberapa kerja  dan program gubernur  terdahulu : blusukan rutin, penataan kawasan Tanah Abang, penertiban  preman dan juru parkir liar, normalisasi sungai, pengerukan waduk, inventarisasi lahan, lelang jabatan, aplikasi laporan warga, mengangkat harkat petugas kebersihan, hadiah umroh untuk marbot masjid, kondangan ke rumah warga, sidak ke kantor kecamatan atau kelurahan,  program magang anak muda di balaikota, menerima aduan warga, juga pembangunan sarana transportasi massal. Dinamis.

Tidak heran jika kerja gubernur ditulis media seperti catatan harian  dan Jokowi-Ahok jadi buruan media untuk mencari tahu apa yang baru yang sedang atau akan dikerjakan. Mereka juga tidak jaim saat berinteraksi dengan warga, berjalan natural.

Di luar Jakarta, Bandung yang dipegang Ridwan Kamil dan Surabaya yang dikelola Risma kerap jadi pembanding. Berlomba menuju kota yang maju dan bersih serta menyejahterakan warganya.

Jakarta kini tidak seperti dulu lagi, kembali 'normal' menjadi kota yang biasa-biasa saja.

Barangkali magnet beritanya ada pada Jokowi sehingga soal Jakarta tidak menarik lagi para pemburu berita. Tapi rasanya bukan itu, buktinya saat dipegang Ahok dan Jarot Jakarta masih relatif seksi untuk diberitakan.

Apakah karena ibukota hanya diurus Anies sendirian sehingga banyak urusan yang terbengkalai? Jabatan wagub warisan Sandiaga Uno hingga sekarang belum jelas siapa yang akan mengembannya.

Program unggulan  yang dibanggakan melulu soal rumah DP 0%, yang katanya sangat tinggi peminatnya hingga pemilik Porsche dan Harley Davidson ikut mengantri. Lalu selain itu apa yang bisa dibikin dengan APBD Rp 89 triliun?

Ngomong-ngomong program OK Oce sebagai pembibitan kelas pengusaha baru yang mumpuni, sudah sampai manakah. Dan, sebetulnya program itu program Pemprov DKI ataukah mainannya Sandi?

Media tidak boleh pilih kasih dalam memberitakan. Capaian-capaian terkini pemprov harus disampaikan sebagaimana dulu rutin diangkat ke ruang publik. Jangan hanya polemik-polemiknya saja yang dibahas seperti kasus waring Kali Item itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun