Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Slow Living di Temanggung: Sebuah Pengakuan
Awal Mula Jay Idzes Dipanggil Bang Jay
Pilkada Dipilih DPRD, antara Penghematan Anggaran dan Kemunduran Demokrasi
Rusunawa dan Transportasi Publik, Solusi Pekerja Muda?
Menjadi Koas yang Adaptif dan Kooperatif
Kenapa Kita Sering Membuang Ujung Ketimun?
Kamu pasti suka!
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daripada Warga yang Menderita, Lebih Baik Mempolitisir Hewan Kurban yang Berbahagia

21 Agustus 2018   15:35 Diperbarui: 6 September 2018   00:28 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi kurban yang sehat dan gemuk, hewan pemamah biak ini mengantuk setelah selesai makan siang (dokpri).
Sapi kurban yang sehat dan gemuk, hewan pemamah biak ini mengantuk setelah selesai makan siang (dokpri).
Sapi kurban yang sehat dan gemuk, hewan pemamah biak ini mengantuk setelah selesai makan siang (dokpri).
Sapi simmental yang sintal, masih berjuang menghabiskan menu siang yang nikmat (dokpri).
Mungkin ini sapi yang limousine kalau tidak keliru, salah satu trah sapi kurban favorit presiden Indonesia (dokpri).
Limousine ini juga sudah ada pembelinya, menunggu dengan tenang sebelum dibawa pulang (dokpri).
Sapi madura merupakan sapi lokal yang banyak diminati untuk menjadi hewan kurban. Harganya sekitar 20 jutaan ke atas. Keunggulannya menurut peternak yaitu tulangnya kecil sehingga dagingnya banyak (dokpri).
Lokasi penjualan hewan ternak sapi untuk kurban. Posisinya di lahan kosong tepi jalan dengan lapangan parkir yang luas, memudahkan calon pembeli untuk memilih tanpa bikin macet jalan atau mengotori lingkungan (dokpri).
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gejala apakah ini, orang-orang semakin miskin tetapi jumlah penjualan hewan kurban meningkat?

Jika memakai teori Zulkifli tentang rasio gini dalam pidatonya sebagai Ketua MPR, sulit rasanya menjelaskan fenomena ini. Tapi apa memang ada manfaatnya? Dalam politik yang terpenting adalah bunyi dulu, semakin nyaring isu semakin bagus, masalah isi tak perlu dirisaukan karena isu-isu selanjutnya sedang antri menunggu.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
  4. 3
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

ieduladha

hewankurban

zulkiflihasan

rasiogini

kompasiana

ratnasarumpaet

sapisimmental

sapimadura

sapilimousine

humaniora
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.