Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jelang Pilpres 2019 dan Mereka yang Berbondong-bondong "Balik Kanan"

20 Juli 2018   03:35 Diperbarui: 22 Juli 2018   15:30 3477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena politisi oposan balik kanan bisa dimaknai sebagai keberhasilan lobi-lobi politik Jokowi sebagai petahana dan PDIP sebagai partai pengusungnya.

Sejak Pilpres 2014, PDIP dihantui oleh stigma pro Cina, anti Islam dan atau anti ulama. Fakta serangan isu-isu yang memojokkan PDIP sebagai sarang aktivis pro-neokomunisme tersebut rupanya telah berhasil meningkatkan kreativitas-kreativitas politik yang mengejutkan.

Sejauh ini sebenarnya Jokowi  telah dan terus menerus  menunjukkan kebijakan-kebijakan pro Islam. Kunjungan dan silaturahmi ke ulama-ulama dan pondok pesantren, penetapan Hari Santri, dukungan politik terhadap Palestina, mediasi di Afganistan, hingga bantuan untuk muslim Rohingnya, tidak bisa dianggap sebagai polesan pencitraan sesaat. Sikap Jokowi dalam hal ini tegas dan konsisten.

Walaupun demikian, apa yang sudah dilakukan Jokowi tidak menyebabkan stigma negatif terhadap PDIP itu hilang atau berkurang. Untuk itulah PDIP melakukan "naturalisasi" politisi-politisi oposan dan menempatkannya di posisi yang strategis. 

Sehingga, ketika lawan memunculkan stigma-stigma negatif itu, yang menghadapi adalah mantan kawan-kawan oposan itu sendiri yang telah balik kanan. Suara-suara pembelaan terhadap Jokowi dari Ngabalin, TGB, dan bahkan Gus Romi (Romahurmuzy, Ketum PPP) telah berhasil mengikis sosok PDIP yang "merah" dan kini telah berubah "kehijau-hijauan".

Akankah fenomena balik kanan politisi-politisi oposan ini terus berlanjut? Mari kita tunggu sama-sama dengan riang gembira, siapa tahu ending-nya nanti Prabowo setuju untuk jadi Cawapres Jokowi. Pilpres 2019 adalah pesta demokrasi rakyat Indonesia, bukan Perang Badar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun