Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bung Hatta, Proklamator yang Menyampaikan Khutbah Idul Fitri

30 Agustus 2011   10:53 Diperbarui: 25 Juli 2018   05:18 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohammad Hatta (cdns.klimg.com/merdeka.com).

Apakah dan kepada siapa pernyataan itu ditujukan, apakah pernyataan ini mengacu pada revolusi-revolusi sosial di Sumatera, Hatta tidak merincinya. Beliau hanya mengambil contoh kasus Perancis untuk menyampaikan bahaya pertentangan antarpartai dan paham-paham yang dapat menjerumuskan keselamatan negara. Demokrasi yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia ketika itu dicemooh rakyat sebagai democrazy atau 'den mau kursi', untuk mengungkapkan bagaimana kekacauan politik saat itu. Pimpinan yang tidak tegas membuat rakyat tidak dapat membedakan demokrasi dan anarki. 

Hatta juga dalam hal ini bersikap realistis dan menyampaikan otokritiknya. Pemerintahan yang baru, juga partai-partai politik belum memiliki pengalaman dan kecakapan. Solusinya sederhana saja menurut Hatta: kurang kecakapan dapat dicukupkan dengan pengalaman, kurang kesanggupan dapat dicukupkan dengan latihan, tetapi kurang kejujuran, susah memperbaikinya! Demikianlah yang disampaikan oleh Bung Hatta selaku khotib Idul Fitri. 

Bagaimana berat dan susah kondisi saat itu digambarkan dalam pesan penutup khutbah. Beliau kembali menyitir Al Qur'an Surat Al Insyirah: 1-8 untuk mengajak hadirin bertawakal, bersemangat dan tidak gamang menghadapi persoalan.

Bukankah kami telah melapangkan dadamu, mengambil beban, yang berat menekan punggungmu, dan meletakkan engkau pada derajat yang tinggi? Sebab itu nyatalah, sehabis susah datanglah senang. Nyatalah, sehabis susah datanglah senang. Sebab itu, apabila engkau terlepas dari kesukaran, giatkanlah lagi usahamu. Dan jadikanlah Tuhanmu sebagai tujuanmu semata.

***

Khutbah yang berisi dari pribadi yang tulus, pemimpin bersahaja yang menyimpan guntingan iklan sepatu kulit tanpa pernah sempat membelinya hingga tutup usia. Tahun 1947 sudah lama berlalu, tetapi isi khutbah Bung Hatta tetap relevan jika disampaikan saat ini. Kami kehilanganmu, satu dari negarawan bangsa yang kini semakin langka ditemui.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H.

Taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa Kariim. Penulis juga mohon maaf lahir dan batin.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun