Sebelumnya, tulisan ini saya ketik dahulu dengan MS Word, lebih serius karena banyak data yang harus saya telusuri dulu. Maklum mau saya kirim ke media, namun 'ga jadi dimuat karena tidak aktual heheheee... Setelah selesai diketik, baru saya kopi paste ke format di Kompasiana. Ini kopi paste ketikan sendiri lhoo...!
Lanjut.
Saya pernah juga mencoba menulis langsung menggunakan format di Kompasiana dalam tulisan "Menyoal Rusdianto yang Menyoal Nama Alias". Saya pisah dua bagian, walaupun sebenarnya isinya singkat. Hal ini disebabkan karena kalau menulis langsung itu lebih sulit (maksudnya langsung dari ide yang masih gelondongan).
Setelah selesai bagian satu, ingin rasanya di cut aja karena mood-nya keburu hilang. Tetapi berhubung sudah terlanjur saya tulis bersambung, maka besoknya tulisan itu saya lanjutkan ke bagian dua. Ini menyangkut tanggung jawab profesional hahahahaaaaa...
Lepas dari jerat tulisan Bang Rusdi, saya coba ngepost lagi tulisan yang sedikit serius, judulnya "Terapi Gen, Harapan yang Kian Dekat". Kalau menurut Mamak Ketol berat katanya. Ya iya juga siih...Saya juga kepayahan bikinnya, yang baca juga pasti jadi sulit ngikutinnya.
Yang saya ingat, waktu posting tulisan itu ternyata terjadi kemacetan begitu. Seperti paper jam kalau dalam khazanah problematika printer. Saya ulang beberapa kali (4 kali) begitu terus, dan saya sendiri tidak bisa mengakses artikel yang saya publikasikan tersebut. Anehnya ada juga beberapa teman yang bisa baca ternyata! Padahal sudah saya umumkan permohonan maaf sebab tulisan itu hanya bisa dibaca judulnya saja.
Solusinya, saya kutak katik di dashboard dan manage, saya hapus postingan sebelumnya, baru saya kirim lagi. Alhamdulillah berhasil, walaupun saya tidak habis pikir juga, mengapa kejadiannya bisa demikian.
Setelah peristiwa itu, tulisan-tulisan seterusnya lancar-lancar saja. Kecuali pada waktu saya coba nekat mau ikutan lomba iB Blogging Day yang heboh itu, masih ingat kaan?
Waktu itu tulisan saya "Lapak-Lapak Digital" memang tidak bisa diunggah. Tetapi kalau yang ini saya ngerti masalahnya, karena server yang kewalahan, ibarat jalan sempit digunakan oleh banyak mobil, jadinya ya mampet. Kecewa juga perasaan saya waktu itu. Hal mana kemudian menginspirasi saya untuk menulis "Hadiah Hiburan Buat Kompasianer".
Tulisan saya yang terakhir "Retak Rekat Bangsa oleh Media" malah sempat bertengger di headline. Bangga juga rasanya tulisan masuk kotak HL heheheeeee..... Semoga kru-nya Pak Edmin ketagihan (atau kelupaan) naruh di situ terus.
***