Dan diantara yang kritis adalah saya, tidak dipungkiri kehidupan penuh distraksi mempengaruhi cara berfikir kita. sehingga menormalkan kehidupan. seseorang yang ingin mengenal identitas dirinya harus terus belajar sejarah, dari sanalah kita akan tahu dari mana kita berasal dan apa tujuan kita ada.
Sudah setahun lebih ini saya hidup tak menggunakan sabun (untuk tubuh), dulu saya memiliki masalah pada kulit wajah saya karena penyakit jerawat yang dimana sulit untuk bisa sembuh, jika pun sembuh maka akan muncul lagi, dan begitu seterusnya. Berbagai sabun digunakan, dan membuat kulit wajah semakin tak karuan. dan setelah setengah tahun meninggalkan sabun wajah, kulit wajah saya normal dan tebal seperti dulu waktu saya tak pernah menggunakan sabun.
Lalu apa yang saya pakai?
Awalnya saya menggunakan serbuk kunyit dan ampas kopi untuk pembersih wajah, dan memang bermanfaat. akan tetapi ada sedikit masalah, yaitu saya terlalu sering menggunakannya yang berakibat kulit saya iritasi. dan selanjutnya saya biarkan kulit saya beristirahat dan tak memikirkannya, saya membersihkannya dengan air saja, dan hasilnya kulit saya normal. atas ijin Allah. Â . .
Apa benefit yang saya dapatkan?
Saya tak berlama-lama dikamar mandi karena hanya menggunakan air sebagai pembersih. Hidup saya lebih tenang, dan tak perlu lagi sibuk pakai sabun, toner, krim A,B,C dan sanblock. Dulu berfikir, mengapa hidup sesulit ini, apakah ini hal yang wajar. . .Â
Lalu saya memperhatikan orangtua saya yang tak pakai sabun wajah, dan anak anak kecil. dan mereka hidup tanpa kendala penyakit diwajah, mereka tak takut matahari, polusi dan juga makanan yang sering dipantang oleh penderita jerawat.
Benefit lainnya, yaitu save money. . .
Masih banyak hal-hal yang tak sejalan dengan kehidupan kita, dan kuncinya belajar, dan terus belajar, agar kita tak menjadi orang orang yang berkata " saya melakukan ini, karena orangtua saya melakukan ini ". jadilah pembelajar sejati. . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H