Mohon tunggu...
Agung Prawoto
Agung Prawoto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Lumajang

Mahasiswa IAI Syarifuddin Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Geliat Pariwisata Desa Wisata Senduro di Tengah Pemulihan Pandemi

24 Mei 2022   13:50 Diperbarui: 24 Mei 2022   13:53 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam artikel kali ini saya akan membahas partisipasi desa tercinta tempat saya lahir dan tumbuh, dalam proses pemulihan pariwisata Indonesia pasca Pandemi Covid 19

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Definisi yang lebih lengkap,turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian,petualangan,pengalaman baru dan berbeda lainnya.

Banyak negara bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, mengatakan 2022 sebagai tahun dimulainya pemulihan bagi sektor pariwisata dan lapangan kerja di Indonesia. Kedua sektor tersebut menjadi sebagian lini yang terganggu akibat pandemi Covid-19.

Sandiaga mengatakan, pemerintah bersama seluruh unsur terkait perlu memastikan sektor usaha di seluruh Indonesia akan terus berjalan melalui serangkaian upaya pemulihan akibat pandemi. Selama pandemi Covid-19, kata Sandiaga, telah terjadi pergeseran perilaku wisatawan dari destinasi wisata yang bersifat massal dalam satu kawasan yang luas ke sejumlah daerah wisata ruang terbuka dengan ruang lingkup yang lebih kecil seperti desa wisata di ruang terbuka.

"Sekarang desa wisata telah mengalami peningkatan pengunjung 30 persen pada 2021," katanya.

Untuk itu, pihaknya menyesuaikan situasi tersebut dengan menerapkan kebiasaan baru pola hidup masyarakat setempat yang lebih sehat, pelatihan protokol kesehatan, pemasangan kode batang (QR Code) untuk Aplikasi PeduliLindungi dan memastikan kebersihan lingkungan hingga bahan baku makanan yang memenuhi standar mutu kesehatan. "Kami percaya bahwa ini adalah tahun kemenangan menghadapi pandemi dan jika kita bisa bekerja sama, akan terbentuk ekonomi baru di desa wisata yang akan menjadi lokomotif kita untuk menciptakan lebih banyak peluang dan pemulihan jumlah pekerjaan yang hilang selama pandemi," katanya.

Dalam acara yang sama, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan desa wisata merupakan bagian dari program pengendalian pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Program yang dimaksud di antaranya pelonggaran aktivitas kedatangan wisatawan mancanegara tanpa ketentuan karantina di pintu kedatangan Batam, Bintan dan Bali.

"Setelah mereka masuk ke Indonesia di pintu kedatangan yang aman itu, mereka bisa melanjutkan perjalanan ke daerah lain di Indonesia yang sangat indah," katanya.

Kebijakan itu, kata Wiku, merupakan bagian dari tahun pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 tanpa mengesampingkan protokol kesehatan yang ketat.

Ditengah pemulihan itu, kecamatan senduro tampil sebagai salah satu daerah yang semakin memajukan destinasi pariwisatanya. Terbukti dengan dibangun dan dikembangkannya beberapa destinasi wisata baru seperti "Bumi Perkemahan Glagah Arum" yang ada di desa tempat saa tinggal.

Pembangunan pariwisata merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada pengembangan obyek dan daya tarik wisata menurut Yoeti (1997:2) syarat dari suatu obyek wisata yaitu something to see, something to do dan something to buy. Pengembangan sarana dan prasarana menurut Yoeti (1997:179) jenis sarana ada tiga yaitu sarana pokok kepariwisataan, sarana perlengkapan kepariwisataan dan sarana penunjang pariwisata. 

Cohen (1984) dalam Pitana (2009:194) mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu: 1) Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya; 2) Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat; 3) Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial; 4) Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;

Pariwisata berdasarkan produk terbagi menjadi dua, menurut Budhi, aspek pertama ialah lingkungan alam yang eksotis menjadi nilai jual yang tinggi. Aspek yang kedua yaitu sosial budaya. Dua sumber ini menurutnya menjadi sumber daya pariwisata yang utama. "Ketika pariwisata bergantung pada kedua sumber ini, apa yang diberikan oleh pariwisata? Pariwisata sangat bergantung pada lingkungan karena sebagai daya tarik dan atraksi wisata dan tempat berlangsungnya kegiatan wisata," ungkap Budhi. Budhi melihat, dalam banyak kasus pariwisata telah menjadi salah satu sumber utama kerusakan lingkungan. Ketika pariwisata bergantung terhadap lingkungan, justru pariwisata sendiri yang memberikan dampak negatifnya.Contoh kerusakan tersebut berupa sampah yang sulit didegradasi. Permasalahan seperti ini sering ditemukan di pantai-pantai Indonesia. Nantinya sampah tersebut akan menjadi konsumsi ikan di laut, dan inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan. 

Semakin tingginya aktivitas seseorang yang membutuhkan pikiran dan tenaga, membuat kegiatan berwisata menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Jadi, wajar saja kalau setiap weekend jalanan menuju tempat wisata seringkali terlihat ramai dan bisa terjadi kemacetan panjang. Tidak hanya itu saja, beberapa hotel yang terdapat di daerah tujuan wisata juga sering dipenuhi oleh wisatawan, misalnya saja seperti "Bumi Perkemahan Glagah Arum"dan wisata lainnya.

Sebuah daerah yang menjadi daerah wisata, pastinya memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Namun ternyata, tidak hanya dampak positif saja loh, tetapi juga memiliki dampak negatif. Ada beberapa daerah wisata yang tidak menyediakan hotel untuk tempat menginap semua wisatawan yang datang. Tapi, bukan berarti wisatawan tidak diijinkan menginap, karena penginapan yang tersedia di sana akan dikelola langsung oleh masyarakat sekitar. Umumnya, penginapan seperti ini akan berbentuk home stay atau losmen kecil. Jadi, secara tidak langsung masyarakan akan mendapat keuntungan dari penginapan ini. Selain itu, masyarakat sekitar juga dapat menjual berbagai souvenir atau oleh-oleh berupa makanan khas daerah setempat pada wisatawan. Jadi, lokasi wisata ini memberikan keuntungan berupa pendapatan lebih kepada masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Tidak semua masyarakat merasakan dampak positif adanya lokasi wisata, tapi hampir semua masyarakat bisa merasa dampak negatifnya, khususnya di saat libur panjang tiba. Misalnya saja, jalanan yang menjadi lebih padat, atau bahkan bisa terjadi kemacetan panjang dan cukup parah. Selain itu, karena akan ada banyak wisatawan yang datang maka suasana akan menjadi lebih ramai daripada biasanya. Bagi orang yang senang tinggal di suasana yang tenang, situasi ini akan menjadi sebuah gangguan. Dampak negatif dari keberadaan lokasi wisata tidak hanya berhenti di sini, karena ada masalah lain yang mulai muncul ketika musim liburan berakhir, yaitu masalah sampah. Hal ini disebabkan karena masih banyak dari wisatawan yang belum menyadari pentingnya menjaga kebersihan, sehingga masih membuang sampah di sembarang tempat saat sedang berwisata.

Maka dari semua pemaparan diatas diharapkan hadirnya perkembangan pariwisata di daerah kecamatan senduro dapat membawa angin positif bagi perkembangan ekonomi dan budaya masyarakat, serta harus ada peran penting baik dari masyarakat, wisatawan serta pihak pemerintah sebagai pengembang pariwisata yang harus bekerjasama untuk meminimalisir dampak negatif dari pertumbuhan pariwisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun