Mohon tunggu...
Agung Pratama
Agung Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Pegiat isu sosial, politik, gender, dan media. netizen barbar tapi kritis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyurati Para Ayah

12 November 2021   19:39 Diperbarui: 12 November 2021   21:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


1. Penindasan dengan alasan 'badmood'
Kesehatan mental yang buruk memicu amarah setiap orang, termasuk saat orangtua yang kemudian menendang anak hanya dengan alasan yang tidak masuk akal. Misalnya karena lupa mematikan keran air, sepeda yang dirusak oleh teman, atau telat pulang karena kegiatan sekolah.


2. Mengungkit pemberian
Tak jarang beberapa orangtua berkata "semuanya ayah korbankan untuk membesarkanmu, masa kamu gak bisa nurut sedikit sama ayah, coba kalo dihitung ayah udah habis berapa duit membesarkanmu?".


3. Mengutuk anak
"Kamu brengsek, sialan, tidak tahu diuntung" kata-kata seperti ini tidak hanya ada dalam dialog film dan sinema, beberapa responden benar-benar mendapatkan kata-kata itu serta sumpah serapah dari orangtua.


4. Membuat standar tinggi
Menuntut anak menjadi apa yang diinginkan sehingga mengabaikan impian anak membuat anak dihantui stres berkepanjangan, yang tersulit adalah menuntut hal-hal yang diluar kapasitas anak.


5. Komunikasi satu arah
Ego menjadi orangtua menyebabkan anak harus menuruti setiap perintah yang keluar dari mulut orangtua, beberapa orangtua juga tidak memperkenankan anak mendiskusikan keluh kesah dan bertukar pikiran serta saran.


6. Mempermalukan anak di muka umum
Salah satu tindakan yang dapat mencabik-cabik perasaan anak adalah dipermalukan di tempat umum terlebih hal tersebut dilakukan oleh orangtua sendiri, anak akan merasa tidak berharga dan sangat rendah. Teriakan orangtua terhadap anak tidak selalu membuat pesan inti sampai kepada anak, maka sampaikanlah dengan bijaksana dan tegas.


7. Membeberkan aib anak
Sangat tidak menyangka tindakan ini penulis dapatkan juga dari seorang responden yang mengeluh tentang aib yang dibuka oleh orangtuanya sendiri, orang terdekat dan sedarah menyebarkan keburukan dan memperburuk imej diri dan keluarga.


8. Mencampuri privasi
Anak yang sudah berkeluarga seringkali dicampuri urusannya oleh orangtua, perlu diketahui bahwa hak privasi seorang anak tidak dapat diganggu walaupun oleh orangtua sendiri.


9. Melontarkan tuduhan
Tanpa mengetahui fakta yang jelas, orangtua menuduh anak-anaknya, berpandangan buruk hanya dengan kabar-kabar terdengar di telinga.


10. Menumbalkan anak
Demi sebuah ambisi pribadi, hak-hak, cita-cita, dan masa depan anak dirampas, hal ini juga dapat diartikan secara multitafsir,mengorbankan anak dalam bentuk apapun.


Terlepas dari poin-poin diatas, yang wajib dimengerti oleh anak-anak sekaligus orangtua, bahwa menjadi orangtua membesarkan anak dengan penuh cinta adalah hal yang ringan diucapkan tapi berat dalam eksekusinya, karena selalu bermunculan masalah baru dan hal-hal diluar dugaan. Penulis mewakili sudut pandang anak hanya menggambarkan sebagian kecil keluh kesah seorang anak kepada orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun