Oleh sebab itu perlu dilakukan edit paragraf, jika terlalu panjang bisa dibagi dua supaya tidak membosankan, memberi jeda buat pembaca. Untuk mengetahui dalam satu paragraf itu sudah menjadi satu kesatuan makna atau belum serta untuk mengetahui keserasian antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya.
5. Edit sistematika tulisan
Hal ini dilakukan jika satu naskah yang panjang telah dibuat outline, maka perlu diperhatikan apakah sistematikanya sudah menyambung antara yang satu dengan yang lainnya, apakah sudah menjadi satu kesatuan pembacaan yang enak atau belum.
6. Edit tanda-tanda baca
Kadang-kadang tanda baca kita tidak hiraukan saat menulis. Setiap tanda baca mempunyai makna yang berbeda, maka perlu di lakukan edit tanda-tanda baca, supaya tidak terjadi kesalahan makna.
7. Edit akhir
Setelah tulisan diedit semua, maka pastikan lagi mengedit tulisan dari awal sampai akhir, dari mengedit isi/pesan sampai mengedit tanda-tanda baca. Inilah yang disebut editing akhir, yang dapat penulis rasakan tulisannya sudah sempurna menurut si penulis. Setelah tulisan selesai diedit, jika disetorkan ke penerbit mayor_misalnya, maka pengeditan menjadi tugas tim editor yang ditugaskan oleh penerbit mayor.
Kesimpulan: Mengedit itu lebih sulit daripada menulis, maka mengedit dilakukan setelah tulisan selesai. Jangan dicampur adukkan anatar menulis dan mengedit.Â
Selain itu, mengedit itu perlu waktu yang lebih lama daripada menulis. Jadi menulislah dan terus saja menulis tanpa memikir salah benarnya, kemudian mengedit dengan seksama setelah itu baru mempublikasikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H