Mohon tunggu...
Agung Prabowo
Agung Prabowo Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Leader" Generasi Solutif

23 November 2018   23:48 Diperbarui: 24 November 2018   00:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Lukman membantuku meyakinkan anggota yang lain untuk tetap tenang, dan meyakinkan kepada semuanya akan baik-baik saja.

"Pak Lukman, tolong dinyalakan senter hpnya." Pinta Kanaya cemas. Melihat kepanikan pada raut wajah Kanaya, Pak Lukman langsung menyanggupi.

Sementara itu, Kevin mulai didera rasa ketakutan dengan tak sedetikpun melepaskan tangan kedua orang tuanya. Namun Bu Prita dengan tenang menenangkan anaknya. Sambil menenangkan Kevin, Bu Prita mencoba menghubungi sanak keluarganya melalui telepon atau sms, dan juga melalui akun media sosial online miliknya.

"My man. I have permission to go to defecate." Ujar Mr. Fred. Ia izin buang air besar.

"Yes, sir. Take care of yourself." Jawabku.

"Of course my man." Jawabnya. Kemudian Mr. Fred mulai beranjak.

Sementara itu, Pak Her tak kalah cemasnya dengan yang lain. Sambil bolak-balik membongkar muatan di bagian belakang minibus dengan mimik wajah menyesal.

Kuputar otak sambil berjalan kecil memutar-mutar. Terbersit ide untuk mengontak rekan-rekanku yang tinggal di kota dekat penginapan. Juga menghubungi rumah penjaga hutan konservasi. Sinyal operator yang naik turun, butuh beberapa kali untuk bisa terhubung dengan mereka.

Sejak minibus berhenti pukul 17.30, sudah 15 menit berlalu. Aku sudah menghubungi rekan-rekanku yang menyanggupi membawa mobil sedan dengan kapasitas angkut 4 orang sekali jalan, meskipun 2 jam 15 menit baru akan tiba. Juga penjaga pintu yang menyanggupi menjemput dengan motor yang dapat menjemput satu-persatu untuk diinapkan di pondok sementara waktu.

Kemudian 15 menit berlalu, samar-samar cahaya lampu motor penjaga hutan terlihat mendekat. Untungnya pesan yang kutitipkan kepada penjaga hutan untuk membawa peralatan untuk memperbaiki minibus dan juga bekal, senter, serta senjata tajam disanggupi dan dibawa. Setidaknya kami jadi merasa aman, dan Pak Her bisa berusaha memperbaiki minibusnya.

Kuputuskan Anggi yang kakinya terkilir untuk dibawa terlebih dahulu untuk beristirahat di pondok. Kutitipkan pesan kepada penjaga hutan untuk dapat menjemput kami beberapa kali dikarenakan mobil jemputan akan lama datangnya.               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun