Pendekatan Hegelian dapat digunakan untuk memahami konflik yang mungkin timbul di setiap tahap pemeriksaan. Contoh penerapan:
- Tesis: Data yang diajukan oleh wajib pajak.
- Antitesis: Penilaian dari otoritas pajak yang meragukan validitas data tersebut.
- Sintesis: Penyelesaian melalui pembahasan akhir atau musyawarah antara kedua pihak, menghasilkan keputusan yang objektif dan sesuai hukum.
Dialektika Hanacaraka dalam Alur Pemeriksaan Pajak
Dialektika Hanacaraka menekankan harmoni dalam setiap proses. Contoh penerapan:
- Tahap pembahasan akhir dapat mengedepankan musyawarah antara otoritas pajak dan wajib pajak untuk mencapai kesepakatan yang adil.
- Fokus pada hubungan sebab-akibat (Ha-Na) dalam analisis dokumen dan penjelasan wajib pajak, memastikan proses berjalan selaras tanpa konflik yang tidak perlu.
Namun, pemeriksaan pajak bukan sekadar proses administratif. Dinamika yang terjadi sering kali melibatkan konflik antara perspektif otoritas pajak dan wajib pajak, baik dari aspek hukum maupun interpretasi kebijakan. Oleh karena itu, pendekatan filosofis diperlukan untuk menganalisis dan memahami dimensi konflik, transformasi, serta pencapaian solusi yang harmonis.
Dialektika sebagai metode berpikir kritis memberikan kerangka yang mendalam dalam analisis audit perpajakan. Dua pendekatan dialektika yang relevan dalam konteks ini adalah Dialektika Hegelian dan Dialektika Hanacaraka. Dialektika Hegelian menekankan interaksi konflik melalui tesis, antitesis, dan sintesis untuk mencapai solusi baru. Sementara itu, Dialektika Hanacaraka, yang berakar pada budaya Jawa, berfokus pada harmoni antara elemen yang saling bertentangan.
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kedua pendekatan dialektika ini dapat diterapkan dalam audit perpajakan, baik sebagai kerangka analisis maupun alat untuk mencapai pemahaman dan solusi yang lebih mendalam. Pendekatan ini tidak hanya menjelaskan proses administratif pemeriksaan pajak, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana negara dan wajib pajak dapat bekerja menuju harmoni dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
1. Dialektika Hegelian dalam Audit Perpajakan
Dialektika Hegelian adalah metode berpikir filosofis yang diperkenalkan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, seorang filsuf Jerman yang dikenal dengan pendekatannya terhadap dinamika pemikiran dan realitas. Dialektika ini menawarkan pendekatan untuk memahami bagaimana konflik atau kontradiksi dapat memunculkan solusi yang lebih maju dan menyeluruh. Dalam konteks audit perpajakan, Dialektika Hegelian memberikan kerangka konseptual untuk memahami dinamika antara otoritas pajak dan wajib pajak, yang sering kali memiliki pandangan atau kepentingan yang bertentangan.
Pendekatan ini tidak hanya fokus pada penyelesaian konflik, tetapi juga pada penciptaan hasil atau kebijakan baru yang mampu menjawab kebutuhan kedua pihak. Dengan menggunakan Dialektika Hegelian, auditor dapat menganalisis hubungan antara berbagai elemen dalam proses audit perpajakan dan menemukan sintesis yang memenuhi prinsip keadilan dan efisiensi.
What: Konsep Dialektika Hegelian