Mohon tunggu...
Agung Latief
Agung Latief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Human Erorr of the circle T. Belajar, Belanja, Berseni. Oke fine

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selatan

3 Februari 2017   06:48 Diperbarui: 3 Februari 2017   06:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ditengah perjalananku berjalan, aku berteduh dibawah karang yang tinggi, berusaha untuk melindungi diri dari terik matahari dan membuka botol minumku untuk melepas dahaga. Ketika tenaga sudah kembali normal, aku kembali keperjalanan, setelah 1-2 jam berjalan, aku menemukan aliran air dari sungai, yang mengalir tipis dan lepas ke arah laut, aku tidak bisa menuliskan secara teliti, air itu menghubungkan rahasia yang menyublim keudara, aku melewati nya dan sedikit merunduk untuk mengambil pasir yang basah. dan pasirnya jatuh kemballi kebawah.

Sekiranya sudah jauh dari pemukiman, dan memang tidak ada kehidupan lagi nampaknya, aku sudah berjalan jauh dari tempat penduduk, sampai akhirnya aku menggelar kain ditanah untuk alas, dan melepaskan ranselku diatas kain itu. Aku berjalan kearah ujung pantai, ombak yang besar, menggulung, dengan suara desahannya yang memukau. Aku melirik kearah kiri dan kanan, tidak ada satu mahlukpun berada disitu, hanya ada anjing liar yang melihat kearahku dan pergi. Sekiranya aman, aku kembali ketempat dimana ranselku berada, dan aku melepas semua kaos, celanapanjang, dan sampai akhirnya aku hanya mengenakan celana dalam. Aku berlari menginjakan kakiku dipasir, berbaring dipinggiran pantai, ombak besar menghampiri ku yang berbaring dipinggir, Pasirnya masuk kedalam celana dalamku, hingga air laut sedikit masuk kemulutku. Asin rasanya. Puas melaksanakan apa yang seharusnya tidak dilakukan, aku kembali ke ranselku dan memakai pakaianku lagi. Setelah pakian sudah melekat ditubuh, tiba-tiba ada lapan dibelakangku, ketika aku menengok kearahnya, ia memalingkan mukanya. Begitu sekitar dua kali. Seketika aku teriak

“Woooooooiii” dengan suara yang lantang, dan sepertinya tidak terlalu terdengar, karna terbentur dengan suara ombak, dan nampaknya juga dia tidak menengok kearahku

Matahari sudah mulai ingin membenamkan wujudnya, langit berpadu warna hingga menjadi warna orens cerah. Sekitar pukul 17.33, aku menggelar kainku lagi diatas pasir dan kayu besar dibagian atas untuk menahan kepalaku berbaring, terbaring sesaat aku dan melihat kearah atas, tidak bisa aku jelaskan. tidak lama, ada burung yang serupa dengan elang terbang persis diatas tempat aku berbaring, sempat sedikit kaget, namun aku tetap berbaring dan mengabadikan gambar burung itu yang terbang bebas-dekat denganku.

Tidak lama aku berbaring, selintas aku terpikirkan gadis yang berada diwarung tadi pagi. “Siapa dia ya? aku penasaran”

Aku membuka ranselku, dan merobek bagian bawah draft yang aku tulis dikertas, kutulis sedikit kalimat untuknya, yang secara keseluruhan isinya adalah:

“aku ingin berkenalan denganmu, kalau kamu membacanya, jangan lupa sms aku kenomer ini 0833353*** ya !”

Malam pun mulai gelap, dengan senter kecil kupegang untuk menerangi jalan yang kujejaki, aku mulai melangkah menuju kekamar, sungguh ingin memanjangkan kaki ini, sudah retak rasanya, tapi ketika sampai warung, gadis itu pun masih tidak ada, yang ada gadis lain yang menjaga warung itu, singkatnya, aku memesan makan malam yang sederhana, dan setelah makanannya habis aku telan.

“nuhun teh, anu teteh nu pagi tadi kamana nya? (permisi, gadis yang tadi pagi menjaga warung ini, itu dia kemana ya?)” tanyaku dengan mengenggam segelas teh hangat dan kuminum secara lambat

“eta, euis lain? lamun euis keur di imah, geus sare meuren a (euis bukan? kalo euis teh lagi dirumah, udah tidur kali” jawabnya dengan senyum tipis yang manis juga, hmm. Dan gadis tadi pagi yang membuatkan ku kopi, euis namanya.

“geslah munkitu, urang pangnitipkeun ieu wae, kertas ku euis nya teh, muhun” yasudah, kalau begitu aku nitip surat ini buat euis ya, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun