"Lelaki sejati bukan hanya kuat fisik, tetapi juga tegar jiwa, berani menghadapi ujian, dan bertanggung jawab memimpin keluarga menuju ridha Allah."
Di tengah gelombang kehidupan yang penuh ujian, dunia membutuhkan sosok lelaki sejati - pribadi yang kuat bagai gunung, tegar di hadapan badai, dan kokoh menopang keluarga serta masyarakat. Lelaki bukan sekadar jenis kelamin, melainkan simbol kekuatan, keberanian, dan tanggung jawab. Namun, di era modern ini, makna kelelakian sering kali kabur, tergerus oleh budaya yang cenderung melemahkan jiwa dan mengikis identitas sejati seorang pria.
Apa jadinya jika lelaki kehilangan ketegaran? Sebuah rumah tangga akan rapuh, masyarakat kehilangan pilar kekuatannya, dan generasi berikutnya kehilangan teladan. Lelaki sejati bukan mereka yang sibuk dengan penampilan atau kesenangan sesaat, tetapi mereka yang mampu menghadapi hidup dengan keberanian, kesabaran, dan keyakinan penuh kepada Allah. Islam telah memberikan panduan jelas tentang bagaimana menjadi lelaki yang sejati - kuat secara fisik, mental, dan spiritual.
Lelaki sejati tidak hidup untuk dirinya sendiri. Ia adalah penjaga, pelindung, dan pemimpin bagi mereka yang ada di bawah tanggung jawabnya. Maka, jadilah lelaki yang tidak hanya hidup untuk bertahan, tetapi untuk menegakkan kebenaran, menginspirasi, dan memberi manfaat bagi banyak orang.
Namun, jalan menuju kelelakian sejati tidaklah mudah. Ada tanggung jawab besar yang harus dipikul. Sebuah tanggung jawab yang berat namun mulia, menjadi penanda kematangan jiwa seorang lelaki Muslim sejati.
Mari kita kaji lebih dalam bagaimana Islam memuliakan lelaki sejati dengan peran dan amanah besar yang harus ia tunaikan.
Lelaki Sejati: Kuat, Berjiwa Baja, dan Tegar
Tanggung jawab lelaki itu berat namun mulia. Dalam Islam, seorang lelaki diberikan tanggung jawab yang luas dan mulia. Allah SWT berfirman:
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi Perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian laki-laki atas perempuan dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian harta mereka."Â (QS. An-Nisa, 4: 34)
Tanggung jawab ini mencakup nafkah istri, anak-anak, bahkan jika orang tua miskin atau saudara perempuan membutuhkan bantuan, ia menjadi tumpuan utama. Lelaki sejati tidak mengeluh atas beban ini, melainkan menjadikannya ladang pahala dan bukti nyata keimanan.
Bagaimana mungkin lelaki yang suka berleha-leha, sering bermain game, atau terlalu fokus pada kesenangan duniawi mampu menjalankan tugas ini? Seorang lelaki sejati adalah mereka yang mampu berdiri tegak di tengah kesulitan, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan tetap teguh di jalan Allah.
Kuat Bukan Hanya Fisik, Tapi Juga Mental dan Spiritual
Rasulullah bersabda:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan."Â (HR. Muslim)
Kekuatan dalam Islam bukan hanya soal otot atau tampilan fisik, tetapi mencakup mental yang tangguh dan spiritualitas yang mendalam. Seorang lelaki yang kuat adalah yang mampu memimpin keluarganya menuju kebaikan, menjaga shalat berjamaah di masjid, dan menjadi panutan bagi lingkungannya.
Ia harus mampu mengatasi cobaan hidup tanpa mengeluh. Menangis atau mengeluh berlebihan atas masalah kecil hanya akan melemahkan dirinya. Dalam setiap ujian, ia memandangnya sebagai cara Allah untuk mendidiknya menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh.
Karakteristik Lelaki Muslim Sejati
Lelaki sejati dalam Islam memiliki karakteristik yang tegas, yang membedakannya dari mereka yang terlalu larut dalam kesenangan duniawi:
* Tanggung jawab spiritual. Ia tidak meninggalkan shalat berjamaah di masjid, bahkan dalam keadaan lelah atau sibuk. Ia belajar menjadi imam yang baik dan mendalami bacaan Al-Qur'an agar dapat membimbing keluarganya dalam ibadah.
* Mandiri dan berani. Dalam Islam, seorang lelaki diajarkan untuk mandiri. Ia boleh melakukan safar sendirian, pergi haji sendiri, dan bahkan harus mampu menyembelih hewan kurban dengan tangannya sendiri. Ini mencerminkan keberanian dan kepercayaan dirinya.
*Â Siap berjihad. Ketika ulil amri menyerukan jihad, ia siap memenuhi panggilan tersebut, baik dengan fisik maupun hartanya. Ini bukan hanya tentang perang, tetapi juga jihad melawan hawa nafsu dan tantangan kehidupan.
*Â Teguh melawan tren negatif. Lelaki sejati tidak mengikuti gaya hidup yang melalaikan, seperti terlalu sibuk dengan mode, gemar joget atau dance, suka nyanyi-nyanyi atau terobsesi dengan lagu-lagu cengeng. Juga ulang-alik ke bioskop, atau gemar main game. Kebiasaan ini hanya akan mengikis ketegasan dan fokusnya sebagai pemimpin.
Mengapa Harus Menjadi Lelaki Sejati?
Seorang lelaki sejati adalah teladan bagi generasi berikutnya. Ia menjadi pelindung yang kokoh bagi keluarganya dan kontributor utama bagi masyarakat. Rasulullah adalah contoh sempurna dari lelaki sejati. Beliau adalah pemimpin yang tegas namun penuh kasih, seorang suami yang pengasih, ayah yang bijaksana, dan sahabat yang dapat diandalkan.
Lelaki Muslim yang kuat, berjiwa baja, dan tegar tidak hanya dicintai oleh keluarganya, tetapi juga dihormati oleh lingkungannya. Ia menjadi pribadi yang mampu mewarnai kehidupan dengan nilai-nilai kebaikan.
Penutup: Jadilah Lelaki Sejati!
Lelaki sejati bukanlah mereka yang hanya fokus pada penampilan atau kesenangan duniawi, tetapi yang mampu memikul tanggung jawab besar, menghadapi tantangan hidup dengan tegar, dan tetap istiqamah di jalan Allah.
Saudaraku, jadilah lelaki sejati yang kuat, berjiwa baja, dan tegar. Tinggalkan kebiasaan yang tidak bermanfaat, perkuat iman dan takwa, dan jadikan dirimu sebagai pemimpin yang menginspirasi, baik di keluarga maupun masyarakat. Ingatlah, kuatkan jiwa untuk menanggung beban dunia ini demi mendapatkan kemuliaan di akhirat kelak.
"Bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."Â (QS. Al-Anfal, 8: 46)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI