Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Allah Memberimu yang Kau Butuhkan, Bukan yang Kau Inginkan?

19 Januari 2025   05:31 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allah memberi yang kau butuhkan, bukan sekadar yang kau inginkan.|Foto: AFM

"Ketetapan Allah bukan sekadar takdir, melainkan cerminan kasih sayang dan keadilan-Nya. Percayalah, Dia selalu memberi yang terbaik untukmu."

Ketika hidup membawa kita ke persimpangan takdir yang tidak sesuai dengan harapan, hati manusia sering kali bertanya, "Mengapa ini terjadi?" Namun, dalam renungan yang lebih dalam, kita menemukan jawabannya pada keyakinan fundamental: Allah mengetahui mana yang baik untukmu. Pernyataan ini bukan sekadar ungkapan, tetapi merupakan landasan keimanan yang menyentuh inti dari hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya.

Hikmah di Balik Ketetapan Ilahi

Allah Ta'ala berfirman:
"Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki dan membatasinya kepada orang yang dikehendaki-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Isra', 17: 30)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa rezeki, yang sering menjadi ukuran kebahagiaan duniawi, sepenuhnya berada dalam kendali Allah. Pelapangan maupun penyempitan rezeki terjadi bukan tanpa alasan. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya. Dalam takdir-Nya, terkandung hikmah, keadilan, dan kasih sayang yang mungkin tidak selalu kita pahami dalam waktu dekat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan tentang dua hal yang sering kali tidak disukai manusia:
"Dua hal yang tidak disukai oleh manusia; Pertama kematian, padahal kematian itu baik bagi seorang mukmin tatkala fitnah melanda. Kedua, dia membenci sedikit harta, padahal sedikit harta akan menyebabkan manusia mudah dihisab pada hari kiamat."
(HR. Ahmad)

Hadis ini mengajarkan bahwa pandangan manusia sering kali terbatas pada kenikmatan duniawi, sementara Allah menyiapkan kebaikan yang jauh lebih besar di balik apa yang terlihat tidak menyenangkan.

Ketetapan yang Penuh Kasih Sayang

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan:
"Takdir yang Allah tetapkan bagi hamba-Nya tak pernah keluar sedikitpun dari keadilan, mashlahat, hikmah, dan kasih sayang dari-Nya."

Pernyataan ini memberikan penguatan bahwa apa pun yang Allah takdirkan, itu adalah bentuk cinta dan perhatian-Nya kepada hamba-Nya. Bahkan dalam keterbatasan yang kita alami, seperti sedikitnya rezeki atau cobaan berat, ada hikmah yang mendewasakan jiwa dan menguatkan keimanan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menambahkan,
"Orang yang bertakwa tidak akan terhalangi dari rezeki yang dia butuhkan. Namun hanyalah dia akan dijaga dari harta dunia yang berlebihan sebagai bentuk kasih sayang dan kebaikan Allah terhadapnya. Karena diluaskannya rezeki terkadang bisa membahayakan agama pemiliknya."

Kekayaan yang melimpah memang bisa menjadi ujian yang lebih berat dibandingkan kesulitan. Ketika rezeki melimpah, sering kali manusia tergelincir dalam kelalaian, kesombongan, dan penyimpangan dari tujuan hidupnya yang sejati. Maka, Allah memberi rezeki secukupnya sebagai bentuk penjagaan agar kita tetap berada di jalan yang lurus.

Mengubah Persepsi, Menguatkan Syukur

Setiap ketetapan Allah adalah bentuk keadilan dan kasih sayang-Nya. Menyadari hal ini mengajarkan kita untuk mengubah cara pandang terhadap ujian hidup. Ketimbang meratapi apa yang tidak kita miliki, kita diajak untuk mensyukuri segala nikmat, baik yang besar maupun kecil. Allah tidak pernah salah dalam menentukan apa yang kita butuhkan.

Seperti matahari yang bersinar tepat pada waktunya, ketetapan Allah juga hadir pada momen yang sempurna, meskipun kita tidak selalu memahaminya. Setiap rezeki, ujian, dan ketetapan lainnya sejatinya adalah sarana untuk mendekatkan kita kepada-Nya.

Penutup

Dalam kehidupan, ada banyak hal yang mungkin tidak sesuai dengan rencana kita, tetapi ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Kepercayaan kepada ketetapan-Nya adalah kunci kebahagiaan sejati. Dengan keyakinan bahwa Allah mengetahui mana yang baik untuk kita, hati kita akan lebih tenang menghadapi segala takdir-Nya.

Sebagaimana firman Allah:
"Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman" (QS. Al-Ma'idah, 5: 23)

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun