Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebakaran Los Angeles: Peringatan Ilahi dan Hikmah yang Menggetarkan Hati

12 Januari 2025   08:28 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:31 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musibah membakar dunia, tapi hikmahnya menerangi jiwa.|Foto: bostonglobe.com

 "Dari abu musibah selalu ada ayat tersembunyi; bencana mengingatkan kita pada kekuasaan Allah, amanah menjaga alam, dan pentingnya amal ikhlas."

Kebakaran dahsyat yang melanda Los Angeles, California, pada 7 Januari 2025 telah menjadi salah satu peristiwa paling memilukan di awal tahun ini. Dengan kobaran api yang melahap lebih dari 12.000 hektar lahan, disertai angin Santa Ana yang bertiup dengan kecepatan hingga 97 kilometer per jam, tragedi ini bukan hanya bencana fisik, tetapi juga pelajaran mendalam bagi umat manusia.

Kebakaran tersebut menghanguskan tak kurang dari 13 ribu bangunan mengalami kerusakan, skala berat hingga sedang, dan menelan korban jiwa sebanyak 16 orang. Lebih dari 180.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan lebih dari 166.000 orang lainnya menghadapi peringatan evakuasi

Peristiwa ini, meskipun tragis, seolah menjadi "ayat kauniyah" yang Allah SWT tunjukkan kepada kita, agar kita merenungkan hikmah dan pembelajaran di baliknya. Dalam QS. Al-Baqarah: 266, Allah memberikan perumpamaan tentang kebun subur yang luluh lantak karena angin kencang membawa api.

"Apakah ada di antaramu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana ada segala macam buah-buahan. Kemudian, datang masa tuanya, padahal ia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya." (QS. Al Baqarah, 2: 266)

Realitas ini mengingatkan kita pada betapa lemahnya manusia di hadapan kekuasaan Allah dan pentingnya menjaga niat, amal, serta hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan.

1. Kebakaran sebagai Pengingat tentang Kekuatan Allah

Kebakaran besar ini menunjukkan bahwa alam adalah alat Allah untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Ketika angin Santa Ana bertiup kencang dan vegetasi kering menjadi bahan bakar alami, kebakaran yang awalnya kecil berubah menjadi neraka dunia. Hal ini mengingatkan kita pada firman Allah :

"Janganlah kamu mengira bahwa Allah lengah terhadap perbuatan orang yang zalim. Sesungguhnya, Allah menangguhkan siksaan mereka sampai hari yang membuat mata mereka terbelalak". (QS. Ibrahim, 14:42)

Kebakaran di Los Angeles terjadi di tengah meningkatnya ketegangan global dan isu-isu ketidakadilan, seperti tragedi kemanusiaan di Gaza. Los Angeles sendiri adalah kota terbesar kedua di Amerika Serikat setelah New York yang juga sebagai pusat bisnis, hiburan, dan budaya. Seorang netizen menghitung, kebakaran ini sudah membakar beberapa area dengan jumlah seluas 360,2 kilometer persegi. Luas ini sama dengan luas Gaza yang luasnya 360 kilometer persegi.

Kebakaran ini terjadi sehari setelah Presiden Donald Trump mengancam akan membakar Gaza, Palestina dan menjadikannya sebagai neraka jika Hamas tidak segera membebaskan sandera. Dan, apa yang terjadi? Justru Los Angeles mengalami kebakaran hebat.

Apakah ini hanya kebetulan, ataukah peringatan agar manusia berhenti dari sikap zalim dan keserakahan yang melampaui batas? Dalam setiap bencana, ada pesan Ilahi yang meminta manusia untuk kembali kepada-Nya.

2. Dampak Keserakahan dan Ketidakadilan terhadap Alam

Kerusakan lingkungan di Los Angeles menjadi pengingat keras tentang dampak perilaku manusia yang serakah dan lalai terhadap ekosistem. Kebakaran ini terjadi setelah musim panas yang sangat panjang dengan suhu mencapai 27 derajat Celsius. Suhu ini terjadi pada musim dingin, yang menunjukkan adanya kondisi yang tidak biasa dan berpotensi meningkatkan risiko kebakaran. Selain itu, kombinasi dari periode kering yang berkepanjangan dan angin Santa Ana yang kuat berkontribusi pada penyebaran cepat kebakaran di wilayah tersebut

Dampak yang sangat besar dan destruktif ini menyebabkan kerugian manusia, ekonomi, lingkungan, Infrastruktur dan Layanan Publik, dan dampak pada wisata.

Sebagai umat Islam, menjaga keseimbangan lingkungan adalah amanah Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-A'raf, 7:56, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik." Ketidakpedulian terhadap lingkungan pada akhirnya akan merugikan kita sendiri, baik secara fisik, ekonomi, maupun spiritual.

Allah pun menegaskan, "Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim selama penduduknya berbuat kebaikan." (QS. Hud, 11:117)

3. Pentingnya Ikhlas dalam Beramal

Dalam tafsir QS. Al-Baqarah: 266, Allah mengingatkan tentang pentingnya keikhlasan dalam beramal. Seperti kebun yang terbakar saat pemiliknya sangat membutuhkan hasilnya, amal yang dilakukan tanpa ikhlas akan sia-sia, baik di dunia maupun akhirat.

Bencana ini menjadi pengingat bahwa harta benda dan infrastruktur, betapapun megahnya, tidak dapat menggantikan amal saleh yang tulus. Kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah investasi terbesar kita telah kita alokasikan untuk amal yang bermanfaat, ataukah hanya untuk mengejar dunia yang fana?

4. Kesiapsiagaan dan Tanggung Jawab Kolektif

Kebakaran ini juga mencerminkan pentingnya kesiapsiagaan. Dengan kerugian ekonomi mencapai lebih dari USD 1,5 miliar, peristiwa ini menyoroti kebutuhan akan sistem mitigasi bencana yang lebih baik, serta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan individu. Namun, lebih dari itu, ini adalah seruan untuk introspeksi: apakah kita telah bertanggung jawab terhadap alam dan sesama manusia?

Sebagai contoh, kota ini telah lama bergantung pada sumber daya air yang terbatas dan kebijakan yang tidak cukup mendukung keberlanjutan. Kejadian ini menjadi peringatan keras bahwa kita harus memikirkan ulang cara kita hidup, baik sebagai individu maupun komunitas global.

5. Hikmah dari Kesabaran dan Syukur

Bagi mereka yang kehilangan segalanya dalam kebakaran ini, kesabaran dan syukur adalah pelajaran utama. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim tertimpa musibah, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya seperti daun yang berguguran dari pohon." (HR. Bukhari). Bencana ini adalah ujian berat, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara.

Penutup: Mengambil Hikmah dan Berbenah

Kebakaran di Los Angeles adalah pengingat keras bahwa manusia harus lebih peduli, adil, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sesamanya. Dengan memahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah titipan, kita dapat lebih bijak dalam bertindak dan beramal.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Maka, mari kita jadikan bencana ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, mempererat hubungan dengan Allah, dan membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun