Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

10 Peran Strategis Pemimpin Masa Depan, Membangun Sinergi Sektoral demi Kemajuan Bangsa

3 Januari 2025   08:47 Diperbarui: 1 Januari 2025   20:06 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin masa depan adalah arsitek kolaborasi, katalis perubahan, dan teladan bagi generasi mendatang.|theceopublication.com

"Di tengah derasnya arus perubahan global, seorang pemimpin bukan lagi sekadar komandan di menara gading. Ia adalah nahkoda di lautan yang penuh badai, yang harus mampu membaca peta, memahami arah angin, dan merangkul seluruh awak kapal untuk bergerak serempak menuju tujuan bersama."

Kepemimpinan hari ini bukan hanya tentang kebijakan, instruksi, atau strategi di balik meja. Dunia yang semakin terhubung memaksa para pemimpin untuk tampil sebagai arsitek kolaborasi, yang mampu meruntuhkan sekat antar-sektor, menghubungkan berbagai kepentingan, dan memfasilitasi sinergi yang membawa dampak nyata.

Namun, pertanyaannya adalah: Bagaimana seorang pemimpin dapat membangun pengaruh yang berkelanjutan? Bagaimana ia mampu menjadi katalis dalam mendorong kolaborasi lintas sektoral yang efektif di tingkat nasional?

Berdasarkan riset terbaru dari Harvard Business Review dan studi mendalam dari McKinsey & Company, ada 10 peran krusial yang harus dimiliki oleh pemimpin masa depan. Bukan hanya sekadar gelar atau jabatan, tetapi peran yang melekat dalam sikap, tindakan, dan dampak nyata yang dihasilkan.

Mari kita mulai dengan yang pertama: Visionary – Menciptakan Arah dan Tujuan Bersama.

1. Visionary – Menciptakan Arah dan Tujuan Bersama

Pemimpin masa depan harus memiliki kemampuan untuk merumuskan visi yang jelas dan menggugah, yang tidak hanya memandu tindakan tetapi juga menginspirasi semua pihak yang terlibat. Contoh terbaik adalah Satya Nadella, CEO Microsoft, yang berhasil mengarahkan perusahaannya menuju transformasi digital global dengan visi yang terfokus pada "empowering every person and every organization on the planet to achieve more."

Dengan perannya yang visioner strategis untuk menghadapi tantangan global ini, Nadella di Microsoft berhasil mengubah arah perusahaan dengan visi "Mobile-first, Cloud-first." Studi McKinsey menunjukkan bahwa organisasi dengan pemimpin yang memiliki visi jangka panjang 30% lebih produktif dibandingkan dengan yang tidak.

2. Guardian – Menjaga Stabilitas dan Keberlanjutan

Stabilitas dalam kolaborasi lintas sektoral memerlukan sosok pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan di tengah dinamika yang berubah cepat. Angela Merkel, mantan Kanselir Jerman, dikenal karena perannya dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik di Eropa dalam menghadapi krisis.

Sebagai pembentuk ketahanan organisasi, pemimpin harus bisa memastikan bahwa ketahanan organisasi dalam menghadapi krisis merupakan hasil dari kepemimpinan yang tangguh.

3. Sense Maker – Menerjemahkan Kompleksitas

Kompleksitas sering kali menjadi hambatan dalam kolaborasi lintas sektor. Sense maker juga dapat diartikan sebagai peran pemimpin untuk memberikan makna di tengah ketidakpastian. Di tengah arus informasi yang berlimpah, pemimpin harus mampu menyederhanakan kompleksitas dan memberikan arah yang jelas. Juga mampu memberikan panduan yang mudah dipahami.

Contoh nyata adalah Jacinda Ardern, mantan Perdana Menteri Selandia Baru, yang dengan tenang dan transparan memimpin negaranya melewati tantangan pandemi.

4. Catalyst – Menginspirasi Perubahan Positif

Pemimpin katalis adalah mereka yang mampu mendorong inovasi dan perubahan yang diperlukan untuk merespons tantangan. Karenanya, seorang pemimpin harus mampu berperan sebagai pembelajar sepanjang hayat, dan terus belajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Tak hanya itu, ia pun dituntut sebagai pionir inovasi teknologi. Artinya, pemimpin masa depan harus memahami tren teknologi dan mendorong inovasi digital.

Contoh praktik terbaik dari peran katalis ini, bisa kita lihat pada Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX. Ia adalah contoh pemimpin katalis yang mendorong revolusi industri otomotif dan eksplorasi luar angkasa. Jeff Bezos dengan transformasi e-commerce di Amazon.

5. Role Model – Menjadi Teladan yang Konsisten

Kepemimpinan dimulai dari keteladanan. Pemimpin yang konsisten dalam integritas dan tindakan akan membangun kepercayaan yang kuat. Indra Nooyi, mantan CEO PepsiCo, menunjukkan teladan melalui komitmennya pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

6. Connector – Menghubungkan Berbagai Pihak

Dalam jaringan kolaborasi, pemimpin berperan sebagai penghubung antara berbagai pihak dengan kepentingan berbeda. Terlebih untuk tuntutan ke depan, pemimpin masa depan harus menjadi penghubung yang efektif, mempertemukan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama. Menghubungkan berbagai pemangku kepentingan. Artinya, ia juga harus berperan sebagai penggerak budaya kolaboratif, serta menciptakan lingkungan yang mendorong kolaborasi lintas tim dan sektor.

Sebagai contoh, Jack Ma, pendiri Alibaba, terkenal karena kemampuannya menghubungkan bisnis kecil dengan pasar global. Sementara Sundar Pichai di Google sukses menghubungkan berbagai divisi dalam ekosistem Google untuk inovasi bersama.

7. Facilitator – Memfasilitasi Dialog Terbuka

Dialog yang sehat dan konstruktif adalah fondasi kolaborasi yang berhasil. Pemimpin harus mampu menjadi fasilitator yang efektif, memastikan semua suara didengar. Sundar Pichai, CEO Google, dikenal sebagai fasilitator ulung yang mendorong budaya komunikasi terbuka.

8. Challenger – Mengguncang Status Quo

Pemimpin yang berani menantang norma lama dan memecahkan pola pikir usang akan membuka jalan bagi inovasi. Menggugat Status Quo dan pola pikir lama,serta mendorong inovasi. Reed Hastings, pendiri Netflix, adalah contoh bagaimana menantang paradigma lama dalam industri hiburan. Begitu juga Elon Musk dengan SpaceX yang menggugat pandangan tradisional tentang eksplorasi ruang angkasa.

9. Partner – Bergerak Bersama Menuju Tujuan Bersama

Pemimpin yang sukses adalah mereka yang dapat menjadi mitra bagi tim dan pemangku kepentingan.

Karena itu, kemitraan yang efektif memerlukan pemimpin yang tidak hanya memerintah tetapi juga berjalan bersama timnya. Mary Barra, CEO General Motors, menekankan pentingnya kolaborasi antara manajemen dan karyawan dalam transformasi perusahaan. Jacinda Ardern di Selandia Baru yang memimpin dengan empati dan kolaborasi.

10. Storyteller – Menginspirasi Melalui Narasi yang Kuat

Pemimpin yang mampu merangkai narasi yang inspiratif akan lebih mudah mendapatkan dukungan. Menjadi komunikator andal dalam keterampilan komunikasi yang efektif akan memperkuat pengaruh pemimpin. Oprah Winfrey adalah contoh pemimpin yang memanfaatkan kekuatan cerita untuk membangun pengaruh dan mendorong perubahan sosial.

Kesimpulan: Menggabungkan Semua Peran untuk Kepemimpinan Efektif

Sepuluh peran di atas bukanlah daftar yang dapat dipilih sebagian, melainkan satu kesatuan yang harus diintegrasikan dengan cermat. Pemimpin masa depan harus fleksibel dalam berpindah dari satu peran ke peran lainnya sesuai dengan kebutuhan situasi.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa sepuluh peran ini bukan hanya daftar kualitas. Tetapi, peta jalan bagi pemimpin masa depan dalam membangun pengaruh dan mendorong kolaborasi lintas sektoral di tingkat nasional.

Dengan memahami dan menerapkan peran ini, para pemimpin dapat membawa perubahan signifikan dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Juga dapat membangun pengaruh yang kuat, menginspirasi kolaborasi lintas sektoral, dan membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi bangsa dan negara.

“Kepemimpinan yang efektif bukan sekadar tentang posisi, tetapi tentang pengaruh dan kemampuan untuk mendorong perubahan yang berarti.”

Referensi:
* Harvard Business Review (HBR), "The New Rules of Leadership for the 21st Century", 22/10/2024.
* McKinsey & Company, "New Leadership for a New Era of Thriving Organizations".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun