Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tetaplah Bijak dan Berbuat Baik, Meski Ada yang Benci dan Mencela Kita

29 Desember 2024   21:05 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaikan tak butuh pengakuan manusia, cukup Allah yang tahu.|Foto: e.vnexpress.net

"Jangan biarkan celaan meruntuhkan semangatmu, dan jangan pula pujian melalaikan tujuanmu. Teruslah melangkah di jalan kebaikan, karena di balik setiap langkahmu, ada hikmah yang Allah titipkan."

Dalam perjalanan hidup, kita sering dihadapkan pada kenyataan yang tak selalu manis: kebaikan yang kita lakukan tak selalu berbuah pujian, dan niat tulus kita tak selalu disambut dengan apresiasi.

Sebaliknya, ada kalanya kebaikan justru disalahpahami, dicurigai, bahkan dicela. Namun, inilah realitas yang tak terelakkan dalam panggung kehidupan -- sebuah hukum alam yang telah ditetapkan Sang Pencipta, dikenal sebagai Sunatullah.

Bayangkan seorang yang berjuang dengan sepenuh hati untuk membantu sesama, namun tetap ada suara-suara sumbang yang meremehkan dan meragukannya. Di sinilah ujian terbesar hadir: akankah kita berhenti karena celaan, atau terus melangkah dengan hati yang teguh?

Mari kita telusuri lebih dalam tentang hakikat Sunatullah, memahami mengapa di balik setiap kebaikan selalu ada yang memuji dan ada yang mencela. Karena pada akhirnya, bukan tentang seberapa banyak orang yang menyukai kita, tetapi tentang seberapa teguh kita bertahan di jalan kebaikan.

Hakikat Sunatullah dalam Pandangan Islam

Allah SWT telah menetapkan hukum-hukum kehidupan yang abadi dan tidak berubah. Salah satunya adalah perbedaan pandangan, perasaan suka dan benci di antara manusia. Firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Allah jadikan manusia umat yang satu. Tetapi, mereka senantiasa berselisih pendapat." (QS. Hud, 11: 118)

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan pendapat dan perasaan adalah bagian dari fitrah manusia. Sebesar apa pun usaha kita untuk berbuat baik, pasti ada orang yang menghargai, tetapi ada juga yang meremehkan atau bahkan membenci.

Psikologi Manusia: Dinamika Suka dan Benci

Manusia adalah makhluk yang memiliki emosi dan persepsi yang unik. Sikap seseorang terhadap kita sering kali dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman hidup, dan kepentingan pribadi mereka. Bahkan Rasulullah SAW, manusia terbaik yang pernah ada, tidak luput dari kebencian sebagian orang di zamannya.

Mengapa demikian? Karena setiap tindakan kebaikan memiliki potensi untuk menginspirasi sekaligus mengancam pihak-pihak tertentu yang merasa kepentingannya terganggu. Namun, kebaikan tidak memerlukan pengakuan dari semua orang. Ia cukup dilakukan dengan keikhlasan dan konsistensi.

Fokus pada Nilai-Nilai Kebaikan

Dalam menghadapi realitas ini, penting bagi kita untuk memfokuskan diri pada apa yang benar di mata Allah SWT, bukan pada penilaian manusia semata. Imam Syafi'i pernah berkata:

"Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada yang membenci. Kalau perkaranya demikian, maka hendaklah seseorang selalu bersama orang-orang yang taat kepada Allah."

Kutipan ini mengajarkan kita untuk tetap bersama orang-orang yang memiliki kesamaan nilai dan tujuan. Kritik dan kebencian tidak seharusnya melemahkan semangat kita untuk terus berbuat baik.

Pelajaran dari Sunnatullah Ini

1. Rendah hatilah dalam kebaikan. Jangan pernah merasa sombong dengan pujian, dan jangan terlalu terpukul oleh celaan. Kedua hal itu adalah ujian dari Allah SWT.

2. Sabar menghadapi kritik. Kritik, bahkan yang paling pedas sekalipun, bisa menjadi sarana introspeksi diri.

3. Autentik dalam berbuat baik. Jangan berbuat baik hanya untuk mendapatkan pujian. Fokuslah pada keikhlasan.

4. Bijak menyikapi perbedaan. Tidak semua orang akan memahami niat baik kita. Oleh karena itu, bijaklah dalam merespons perbedaan pendapat.

Penutup: Hikmah di Balik Perbedaan Pendapat

Realitas bahwa ada yang suka dan ada yang benci terhadap kita bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Sebaliknya, ini adalah tanda bahwa kita hidup di dunia yang penuh warna dan dinamika. Fokuslah pada ridha Allah, bukan pada penilaian manusia.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang mencari ridha Allah meskipun manusia marah, maka Allah akan meridhainya dan menjadikan manusia ridha kepadanya." (HR. Ibnu Hibban)

Dengan memahami hakikat ini, kita akan lebih tenang, sabar, dan bijaksana dalam menyikapi kehidupan. Karena pada akhirnya, kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan selalu menemukan jalannya untuk membawa keberkahan, meskipun tidak semua orang mampu melihatnya.

Semoga kita senantiasa istiqamah dalam kebaikan, tanpa tergoyahkan oleh pujian ataupun celaan manusia. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun