Padahal, jika seseorang benar-benar berasal dari garis keturunan Rasulullah, seharusnya dia menjadi teladan dalam ketakwaan dan akhlak mulia, bukan malah memanfaatkan status tersebut untuk keuntungan duniawi.
Kesimpulan: Amal adalah Ukuran yang Sesungguhnya
Pada akhirnya, yang akan menyelamatkan kita di akhirat bukanlah nasab, bukan pula gelar, tetapi amal saleh yang ikhlas karena Allah Ta'ala. Betapa ruginya jika kita terlalu sibuk membanggakan silsilah tanpa mempersiapkan bekal yang hakiki untuk kehidupan abadi.
Marilah kita renungkan firman Allah Ta'ala: "Dan manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya." (QS. An-Najm, 53: 39)
Penutup: Renungan bagi Kita Semua
Nasab adalah amanah, bukan keistimewaan tanpa tanggung jawab. Sebagaimana nasab Rasulullah tidak menjamin Fatimah binti Muhammad, maka nasab tidak akan pernah menjadi jaminan bagi siapa pun.
Yang paling penting bukanlah dari mana kita berasal, tetapi ke mana kita menuju. Mari kita jadikan nasab sebagai pengingat untuk terus meningkatkan ketakwaan, bukan sebagai tameng untuk berbuat dosa.
Baarakallahu fikum. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang dicintai Allah karena amal saleh dan ketakwaan, bukan hanya karena nasab semata.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H