Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Empati, Rahasia Terpenting Memimpin di Era Global dengan EI dan Budaya Inklusif

12 Desember 2024   08:07 Diperbarui: 11 Desember 2024   11:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inklusi dimulai dari hati yang memahami dan empati yang memimpin.|Foto: Humas BPTD Gorontalo

4. Mengintegrasikan Teknologi untuk Mendukung EI

Teknologi seperti emotion analytics tools dapat membantu pemimpin memahami dinamika emosi dalam tim mereka. AI juga dapat digunakan untuk menganalisis pola komunikasi yang mendukung inklusi.

Inovasi Masa Depan:
Perusahaan seperti SAP telah mengembangkan alat berbasis AI untuk mengidentifikasi potensi konflik budaya di antara tim global.

Manfaat Nyata dari Budaya Inklusif Berbasis Emotional Intelligence

Ketika EI diterapkan secara konsisten, perusahaan akan merasakan manfaat signifikan, antara lain:

* Peningkatan produktivitas. Tim yang inklusif menunjukkan kinerja 25% lebih tinggi (Deloitte, 2023).
* Inovasi lebih tinggi. Studi BCG (2023) menunjukkan bahwa tim dengan keberagaman budaya menghasilkan solusi inovatif dua kali lebih banyak.
* Reputasi positif. Perusahaan inklusif lebih menarik bagi generasi muda yang menghargai keberagaman.

3 Langkah Praktis Meningkatkan Emotional Intelligence

1. Mulai dari diri sendiri. Lakukan refleksi diri setiap minggu untuk mengevaluasi respons emosional anda terhadap situasi tertentu.
2. Belajar mendengar aktif. Dengarkan tanpa menghakimi, terutama dalam diskusi lintas budaya.
3. Berlatih empati secara konsisten. Latih diri anda untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain.

Kesimpulan: Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif

Di dunia yang semakin terkoneksi, keberagaman dan inklusi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Pemimpin yang memprioritaskan Emotional Intelligence akan memiliki keunggulan dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif, inovatif, dan kompetitif.

Sebagaimana kata-kata bijak Nelson Mandela:
"Jika Anda berbicara kepada seseorang dalam bahasa yang ia pahami, itu masuk ke kepalanya. Tetapi jika Anda berbicara dalam bahasa hatinya, itu masuk ke jiwanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun